Friday, June 21, 2019

Tokoh-Tokoh Besar Sosiologi Klasik


A.    Tokoh-tokoh Sosiologi klasik
a.      Auguste  Marie Francois Xavier Comte

Dalam George Ritzer (2102: 26) menjelaskan bahwa,  Auguste Comte lahir di Montpellier, sebuah kota kecil di bagian barat daya dari negara Perancis pada 19 Februari 1798. Setelah bersekolah disana, ia melanjutkan pendidikannya di École Polytechnique di Paris. École Polytechnique saat itu terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1816, politeknik tersebut ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan École dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier. Auguste Comt wafat pada 5 September 1857.
Di dalam Idianto Muin (2006:11) mejelaskan, Auguste comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar sosiologi. Comte melihat hasil dari hasil revolusi Prancis cenderung kearah reorganisasi masyarakat secara besar-besaran. Menurutnya, reorganisasi masyarakat hanya dapat berhasil jika orang mengembangkan cara berpikir yang baru tentang masyarakat. Jika ingin menciptakan masyarakat yang adil maka harus ada kesepakatan tentang dasar-dasarnya. Dasar-dasar itu hanya dapat dicapai apabila ada sutu metode yang dapat diandalkan sehingga hasil-hasilnya meyakinkan setipa orang.
Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hokum mengenai urutangejala-gejala sosial. Dia memperkenalkan hukum tiga stadia (tahap) yang berhubungan dengan perkembangan cara berpikir yang mendasari perkembangan masyarakat.
b.      Emile Durkheim

Dalam George Ritzer (2102: 146) menjelaskan bahwa, Emile Dhurkheim lahir pada tanggal 15 April 1858 di Epinal, provinsi Lorraine di perancis Timur. Durkheim dibesarkan dalam keluarga komunitas Yahudi ortodoks, namun pada penitian karirnya beliau lebih condong pada bidang intelektualnya dari pada bidang religious. Ia tidak hanya kecewa dengan ajaran agama, namun ada pendidikan umum dan penekanannya pada soal-soal literer dan estetis. Dia mendabakan bisa mempelajari metode-metode ilmiah dan prinsip-prinsip moral yang bisa memandu kehidupan sosial.
Hasratnya terhadap ilmu  pengetahuan semakin bertambah ketika ia melakukan perjalanan ke Jerman, disana ia mulai mengenal psikologi ilmiah. Setelah perjalanannya ke Jerman ia mulai menerbitkan karyanya yang menggambarkan pengalamannya di Jerman. Publikasi inilah yang membuatnya memperoleh posisi di departemen filsafat di Universitas Bordeauk pada 1887.
Pada tahun 1893 Durkheim mulai menerbitkan tesis doktoralnya dalam bahasa Prancis yang berjudul The Division of Labor in Society dan tesisnya dalam bahasa latin tentang Montesqueiu.selain itu juga mengeluarkan pernyataan metodologis dalam The Rules of Sociological Mehtode yang terbit pada tahun 1895 kemudian diikuti dengan penerapan metode-metodenya dalam studi empiris pada buku Suicide.
Pada tahun 1896 ia menjadi profesor di Bordeaux kemudian pada tahun 1902, ia diundang oleh Universitan Sorbone dan pada tahun 1906 menjadi profesor resmi untuk ilmu pendidikan. Pada tahun 1913 jabatannya menjadi profesor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karyanya yang terkenal diantaranya adalah The Elementary Forms of Religious Life yang terbit pada 1912.
Dalam perjalanan hidupnya Durkheim dianggap sebagai orang yang liberal, ini tercermin ketika ia secara aktif berperan dalam membela Alfred Dreyfus, kapten keturunan Yahudi yang difonis mati karena penghinaan terhadap Tuhan yang dirasakan banyak orang sebagai antisemit. Inilah mengapa ia mulai keluar dari agama karena melihat fenomena tersebut. Jadi, minat Durkheim pada kasus Dreyfus lahir dari minatnya yang begitu dalam terhadap moralitas dan krisis moral yang dihadapi masyarakat modern.
Minat Durkheim pada sosialisme juga dijadikan bukti untuk melawan gagasan bahwa ia adalah seorang konservatif namun sosialisme ini berbeda dengan yang menjadi minat Marx dan pengikutnya. Durkheim menganggap marxisme sebagai serangkaian hipotesis yang dapat diperdebatkan dan ketinggalan zaman. bagi Durkheim sosialisme menunjukkan suatu gerakan yang ditujukan bagi regenerasi moral masyarakat melalui moralitas ilmiah.
Durkheim memberi perkembangan yang besar bagi sosiologi dan bagi bidang lainnya seperti antropologi, sejarah, linguistik, dan psikologi sebagaimana yang tercantum dalam jurnal  L’annee Sociologique.
Durkheim meninggal pada tanggal 15 Nopember 1917 sebagai sosok yang disegani oleh kalangan intelektual Prancis ketika dua puluh tahun kemudian Talcot Parsonsn menerbitkan buku yang berjudul The Structure of Social Action(karya Durkheim).
 c.       Karl Marx 

Dalam George Ritzer (2012:81) menjelskan, Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. Ayahnya, seorang pengacara, me­nafkahi keluarganya dengan relatif balk, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari keluarga pendeta Yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan bisnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx me­nerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, universitas yang sangat dipengaruhi oleh Hegel dan guru-guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikiran kritis. Gelar doktor Marx didapat dan kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu rnendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian ditutup oleh pemerintah. Esai-esai awal yang diterbitkan dalam periode ini mulai mencerminkan sejumlah pendirian yang membimbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas ditaburi prinsip-prinsip demokrasi, ke­manusiaan dan idealisme awal. Ia menolak keabstrakan filsafat Hegelian, mimpi naif komunis utopian dan gagasan aktivis yang mendesakkan apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasan aktivis ini, Marx meletakkan landas­an bagi gagasan hidupnya sendiri. Karl Marx wafat pada 14 Maret 1883.

 d.      Herbert Spencer


Dalam George Ritzer (2012: 62) menjelaskan bahwa, Spencer dilahirkan di kota kecil Derby Inggris tanggal 27 April 1820. dia anak tunggal seorang guru sekolah. Karena kesehatannya kurang mengizinkan, dia didik dirumah. Latar belakang inilah yang membuat smua karyanya bercorak independent. Dia tidak belajar seni Humaniora, tetapi di bidang teknik dan bidang utilitarian.
Tahun 1837, pada usia 17 tahun ia mulai bekerja sebagai seorang insinyur sipil wakil kepala bagian mesin perusahaan kereta api London dan Birmingham hingga tahun 1846. Selama periode ini Spencer melanjutkan studi atas biaya sendiri. Selanjutnya dia tertarik pada bidang politi dan social. Dia mulai menerbitkan karya ilmiah dan politik. Artikel pertamanya di budang ilmu pengetahuan social dimuat dalam majalah Non Conformist pada tahun 1842 dan juga dimuat pada majalah Economist tahun 1848. tahun 1848 spenser di tunjuk sebagai redaktur the economis dan semenjak itu pulalah dia mulai memutuskan untuk tidak lagi menjadi insinyur sipil tapi memperdalam pengetahuannya dibidang ilmu pengetahuan social khususnya sosioligi.
Tahun1850 ia menyelesaikan karya besar pertamanya “Social Statis”. Selama menulis karya ini Spencer untuk pertama kalinya mengalami insomnia (tidak bisa tidur) dan dalam beberapa tahun berikutnya masalah mental dan fisiknya ini terus mengikat. Ia menderita gangguan syaraf sepanjang sisa hidupnya. Tahun 1853 Spencer menerima harta warisan yang memungkinkan berhenti bekerja dan menjalani hidupnya sebagai seorang sarjana bebas. Ia tak pernah memperoleh gelar kesarjanaan Universitas atau memangku jabatan akademis. Karena ia mekin menutup diri, dan penyakit fisik dan mental semakin parah, produktifitasnya sebagai seorang sarjana makin menurun. Spencer mencapai puncak kemasyuran tak hanya di inggris namun juga di dunia internesional. Dia meninggal tahun 8 Desember1930.

e.       Max weber

Dalam Geroge Ritzer (2012: 194) menjelaskan bahwa, Max Weber seorang sosiolog modern kelahiran Efrut, Jerman, 21 April 1864. Nama lengkapnya Maxilian Weber. Berasal dari keluarga menengah ke atas. Kedua orang tuanya memiliki latar belakang dan kecenderungan berbeda, dan itu membentuk karakter pemikiran Weber. Ayahnya politikus kaya, ibunya calvinis saleh. Saat usia 16 tahun, Weber belajar di universitas Heilderberg. Saat perang dunia I, Weber ikut dinas militer. Tahun 1884 kembali kuliah di universitas Berlin. Setelah 8 tahun, lulus, menjadi pengacara dan pengajar di universitas.
Minat Weber berubah ke sosiologi dan ekonomi. Weber lalu mengalami fase gila kerja, yang mengantarkannya menjadi professor ekonomi di universitas Herlburg di tahun 1896. Tahun 1893 dia menikah dengan seorang perempuan bernama Marianne Schnitger. Tahun 1897 ayahnya meninggal dunia. Tak lama kemudian Weber mengalami gangguan syaraf. Baru ditahun 1904 ia pulih dan kembali aktif di dunia akademis, hingga pada akhirnya meninggal dunia pada 14 Juni 1920 akibat sakit pneumonia.

No comments:

Post a Comment