RAGAM GEJALA
SOSIAL
Setelah mempelajari materi yang
dibawah ini diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan
pengertian gejala sosial menurut Gulo dan Emile Durkheim
2. Menyebutkan
8 karakteristik gejala sosial
3. Menguraikan
faktor penyebab gejala sosial
4. Memaparkan
2 Bentuk Gejala sosial
5. Menggolongkan
4 Jenis gejala sosial
6. Mendeskripsikan
3 Tingkatan Gejala Sosial
7. Memaparkan
Ragam Gejala Sosial Dalam Masyarakat
8. Menyebutkan
Contoh-Contoh Gejala Sosial di Masyarakat
9. Menjelaskan
Dampak Positif dan Negatif Gejala Sosial
10. Memaparkan
Cara Mengatasi Gejala Sosial
Materi
1.
Pengertian
gejala sosial
Gejala
sosial menurut Gulo (2010:29) adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara
dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok Suatu peristiwa
atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat
di dalamnya saling terkait.
Gejala
sosial menurut Durkheim (2010:29) harus dipahami sebagai fakta obyektif diluar
kehidupan subyektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala
ekonomi,gejala politik, gejala budaya dan gejala moral.
2.
Karakteristik
gejala sosial
Ada berbagai
karakteristik gejala sosial. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Gejala
sosial sangat kompleks. Hal ini terjadi didalam masyarakat yang terbentuk
dengan adanya hubungan sosial antar manusia. Hubungan sosial ini terwujud dalam
perilaku manusia terhadap sesamanya. Hubungan dan perilaku manusia ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain geografis,ekonomi, sosial,
psikologis, politik, agama dan budaya. Faktor-faktor ini membuat perilaku
manusia sangat bervariasi dan kompleks. Faktor-faktor ini juga tidak stabil dan
universal. Misalnya, faktor ekonomi tidak membawa pengaruh yang sama disemua
tempat. Itulah sebabnya faktor-faktor ini tidak dapat dikontrol sedemikian
mudah.
b) Gejala
sosial beraneka ragam. Gejala sosial tidak dapat dikelompokkan sesederhana
gejala alam. Gejala alam dapat dikelompokkan dalam gejala benda padat, benda
cair, dan gas. Gejala sosial menunjukkan berbagai macam sifat. Misalnya gejala
ekonomi, sosial, politik, agama dan budaya. Keberagaman ini membuat gejala
sosial sangat kompleks.
c) Gejala
sosial tidak bersifat universal. Gejala sosial berbeda dengan gejala alam yang
bersifat universal. Universalitas gejala alam membuat hubungan kausal
antargejala mudah dibentuk. Hal ini tidak dapat diterapkan dengan sebegitu
mudah untuk gejala sosial. Hubungan manusia sangat banyak diatur oleh kondisi
budaya. Ciri-ciri budaya berbeda-beda dalam kelompok sosial yang berbeda. Oleh
karena itu, prinsip universalitas tidak dapat dengan mudah dirumuskan atas
perilaku budaya manusia. Kita hanya bisa sampai pada beberapa kesimpulan formal
dan umum.
d) Gejala
sosial bersifat dinamis. Pada gejala sosial, terjadi perubahan yang sangat
cepat jika dibandingkan dengan gejala alam. Misalnya model pakaian bisa berubah
dengan cepat. Hal yang sama juga terjadi dengan perilaku kita.
e) Gejala
sosial tidak mudah dimengerti. Gejala alam mudah dipahami. Mereka dapat disentuh,
dirasakan, dilihat dan diukur. Hal yang sama tidak terjadi dalam kasus gejala
sosial yang kompleks dan dinamis. Itulah sebabnya analisis ilmiah yang tepat
dari perilaku dan hubungan antar manusia jarang terjadi.
f) Gejala
sosial kurang objektif. Gejala sosial memang berbeda dengan gejala alam yang
cukup obyektif. Hal ini karena gejala fisika material dan konkret, sementara
gejala sosial bersifat abstrak. Berbeda dengan ilmuan fisika, peneliti sosial
tidak dapat benar-benar menghindari subyeknya dalam kasus penelitian sosial.
Peneliti sendiri adalah anggota masyarakat, komunitas atau kelompok mana dia
melakukan penelitian. Oleh karena itu wajarlah jika dia mungkin diengaruhi oleh
sifat subjek penelitiannya, dan tidak terbebaskan dari prasangak tertentu.
g) Gejala
sosial bersifat kualitatif. Gejala sosial seperti hubungan sosial, perilaku,
kebiasaan,tradisi dan kegiatan sosial umumnya tidak dapat diukur, ditimbang
atau dihitung seperti fenomena alam.sementara itu gejala alam bersifat
kuantitatif.
h) Gejala
sosial sulit diprediksi. Hal ini berbeda dengan ilmu alam, dalam ilmu laam
prediksi mudah kita lakukan. Misalnya waktu dan tanggal gerhana bulan dan
matahari dapat diramalkan dengan tepat, sementara tidak ada prediksi yang tepat
dapat dibuat untuk tren perubahan sosial di lembaga-lembaga sosial, seperti
keluarga. Gejala sosial sulit diprediksi karena gejala sosial kompleks,
abstrak, dinamis, kualitatif, dan spesifik. Hal ini sesuai denga kodrat
manusia. Manusia secara alami makhluk yang kompleks dan dinamis.
3.
Faktor-faktor
Penyebab Gejala Sosial
Gejala
sosial dimasyarakat, tidak terjadi dengan sendirinya akan tetapi terdapat
faktor penyebab. Faktor-faktor tersebut menurut Sunarto (1993, 25) antara lain
sebagai berikut :
1. Faktor
kultural, yaitu merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dilingkungan
masyarakat / komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor
cultural antara lain kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang dsb
2. Faktor
struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur, struktur yang
dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural
dapat dilihat dari pola-pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin dilingkungan masyarakat. Seperti
penyuluhan sosial, interaksi dengan orang lain dsb.
4.
Bentuk
Gejala Sosial
Ada
berbagai gejala sosial yang dapat ditemukan didalam masyarakat. Berbagai gejala
sosial itu, menurut Guglielmo Carchedi (2013,31) dapat dikelompokkan dalam
bentuk gejala sosial yang menentukan (the
determinant social phenomenon ) dan
bentuk gejala sosial yang ditentuka (the
determenied social phenomenon).
Gejala
sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan
keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan
merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reprodiksi atau
menggantikan gejala sosial yang menentukan. Misalnya, gejala sosial relasi
kepemilikan menentukan gejala sosial akumulasi modal. Kapitalisme ditentukan
oleh gejala sosial akumulasi modal.
5.
jenis
Gejala Sosial
Gejala-gejala
sosial menurut Pritim A.Sorokin (2013,31) dapat dikelompokkan dalam berbagai
jenis. Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Gejala
sosial religius. Misalnya suku Pygym di daerah Ktulistiwa Afriaka melakukan
suatu perayaan tahunan di akhir musim hujan dalam suatu upacara keagamaan.
Kepala suku menari mengitari perapian. Tarian tersebut melambangkan perputaran
matahari setiap hari.
b. Gejala
sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya
pengangguran. Gejala ini menunjukkan bahwa perubahan mendasar dalam bidang
ekonomi harus dilakukan.
c. Gejala
sosial politik. Misalnya terjadi praktik politik uang untuk memenangkan pemilu.
d. Gejala
sosial hukum. Misalnya ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor dijalan.
6.
Tingkatan
gejala sosial
Berdasarkan
tingkatannya, menurut Norman Blaikie (2013,32) ada tiga tingkatan gejala
sosial. Tingkatan ini bervariasi dalam skala dari individu dan kelompok sosial
kecil, organisasi dan masyarakat, sampai lembaga sosial berskala besar, seperti
kota, Negara dan badan-badan multi transnasional. Ketiga tingkat gejala sosial
itu adalah sebagai berikut :
a. Gejala
sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Kehidupan sosial ini
biasanya ditandai dengan tatap muka. Dalam interaksis sosial ini, para actor
sosial memberikan makna bagi tindakan mereka sendiri dan tindakan orang lain
yang terlibat. Selain itu mereka membangun kontinuitas. Mereka juga memiliki
sejarah bersama. Biasanya keanggotaan masyarakatnya relative permanen, dan warganya
mengembangkan serta memproduksi pola, struktur dan institusi.
b. Gejala
sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial.
Seperti kelompok sosial besar yang relatif permanen dengan tujuan yang
ditetapkan, organisasi ini dapat berupa organisasi pemerintahan atau swasta, bisnis atau kesenangan. Hubungan
sosial dalam organisasi ini sebagian besar bersifat sekunder. Keanggotaannya
dapat terlaksana secara wajib. Misalnya, keanggotaan di penjara. Keanggotaannya
juga tidak terlaksan secara suka rela. Misalnya keanggotaan di sebuah klub
olahraga. Keanggotaannnya juga bisa penuh waktu atau paruh waktu, dibayar atau
tidak dibayar, dan jangka panjang atau jangka pendek.
c. Gejala
sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar, seperti
lembaga-lembaga multinasional. Misalnya perubahan transnasional, organisasi
internasional non pemerintah, dan PBB di sisni batas-batas nasional dan
regional menjadi kurang signifikan.
7.
Ragam
gejala sosial dalam masyarakat
Menurut Soerjono
Soekanto (2013) Ragam atau macam-macam gejala sosial yang ada di masyarakat
yaitu :
1.
Ekonomi
Ekonomi
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendapatan. Tingkat
pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial di
masyarakat. Gejala sosial yang dilihat dari aspek ekonomi sangat berkaitan
dengan perekonomian masyarakat. Bila ada
seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa
gejala sosial di lingkungan sekitarnya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala
sosial yang terjadi dimasyarakat dapat meliputi kemiskinan, pengangguran,
masalah kependudukan dsb.
2.
Budaya
Indonesia
memiliki budaya yang beraneka ragam sehingga kita harus saling menghormati
budaya lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan,
melainkan kita harus bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah
kekhasan budaya Indonesia. Keanekaragaman budaya tidak hanya di Indonesia,
tetapi setiap Negara juga memiliki budaya dengan krakteristik yang
berbeda-beda. Kita juga harus menghormati budaya asing. Keanekaragaman budaya
disekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial, misalnya tindakan peniruan
budaya asing yang negative, kenakalan remaja dsb.
Keanekaragaman
dalam masyarakat ini memiliki beberapa karakteristik. Menurut Pierre L. Van dan
Berghe, karakteristik keberagaman tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya
segmentasi atau pembagian kedalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki
subkebudayaan yang berbeda satu sama lain.
2. Memiliki
struktur sosial yang terbagi dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer (tidak saling melengkapi)
3. Kurang
pengembangan consensus (kesepakatan) diantara anggotanya tentang nilai-nilai
yang bersifat dasar.
4. Secara
relative, sering terjadi konflin antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain.
5. Secara
relative, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling tergantung dalam
bidang ekonomi.
6. Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.
3.
Lingkungan
alam
Karakteristik
gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi kesehatan.
Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulkan gejala sosial di lingkungan
sekitarnya. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada lingkungan
alam sekitar. Tidak dapat disangka bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan kita.Seperti munculnya penyakit menular, pencemaran lingkungan dsb.
Selain penularan penyakit dari alam penularan juga dapat berasal dari
lingkungan sosial. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial tidak bisa
hidup sendiri, karena dalam pemenuhan kebutuhan senantiasa berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
4.
Psikologis
Perilaku
seseorang atau individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek
biologisnya. Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan
gejala sosial di masyarakat, perilaku seseorang juga dapat dipengaruhi dari
proses sosialisasi yang kurang baik, misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran
sesat dsb.
Peristiwa
sosial, fenomena atau gejala sosial, realitas sosial, fakta sosial, struktur
sosial merupakan konsep-konsep dalam sosiologi yang penting. Konsep-kpnsep
tersebuh seolah-olah mudah dipahami. Namun, karena dalam kehidupan sehari-hari
makna atau artinya sering dipertukarkan, dalam memahami konsep-konsep tersebut
terkadang rumit dan sering menimbulkan salah konsep (mis-consept).Jika perilaku atau tindakan dan interaksi di antara
para warga masyarakat berlangsung sesuai nilai-nilai dan norma-norma sosial,
maka yang terjadi adalah keteraturan sosial atau masyarakat dalam keadaan
integrasi sosial.
Proses
sosialisasi penting agar warga masyarakat bertindak dan berinteraksi sosial
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku adalah
pembelajaran bertindak dan berperilaku yang disebut sosialisasi. Sosialisasi
merupakan peristiwa sosial yang relative baku dan terjadi di semua masyarakat,
baik di pedesaan, di perkotaan, di Negara berkembang, di Negara maju, di
masyarakat tradisional, di masyarakat modern,, orang tua, teman sebaya,
sekolah, lingkungan kerja dan media massa mengajarkan atau membelajarkan
bagaimana orang harus bersikap dan bertingkah laku sehingga dapat mencapai
tujuan-tujuan hidupnya, setidaknya dapat diterima oleh warga masyarakat yang
lain.
Sosialisasi
sebenarnya seperti proses adaptasi dengan cara berfikir, cara berprasaan, dan
cara bertindak yang sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat. Jika
proses soialisasi berhasil maka perilaku warga masyarakat sejalan dengan nilai
dan norma yang berlaku. Sebagian besar keteraturan sosial dalam masyarakat
diajarkan melalui sosialisasi, karena soaialisasi berhubungan dengan
pembentukan kepribadian. Ketika keluarga-keluarga, teman sebaya, sekolah,
lingkungan kerja dan media massa, menyosialisasikan perlunya ketaatan terhadap
norma-norma sosial, kemungkinan besar tindakan dan perilaku orang-orang dalam
masyarakat akan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku,
sehingga akan menghasilkan gejala-gejala sosial yang mengarah kepada
terbentuknya keteraturan sosial. Namun, jika perilaku atau tindakan dan
interaksi sosial diantara para warga masyarakat berlangsung tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma sosial, maka yang terjadi adalah disorganisasi
(ketidakteraturan) atau bahkan disintegrasi (perpecahan) sosial.
8.
Contoh-contoh
gejala sosial di mayarakat
Gejala sosial yang ada didalam
masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Setiap masyarakat pasti
mengalami perubahan di lingkungannya. Perubahan sosial merupakan segala perub
ahan yang ada pada lembaga-lembaga kemasyarakat dan dipengaruhi sistem sosial,
nilai, sikap, serta pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat berdampak positif maupun negatif. Bagi
masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan sosial maka akan terjadi masalah
sosial. Adapun contoh gejala sosial menurut Soerjono Soekanto (2013,19) yang
ada pada masyarakat.
1) Disorganisasi keluarga
Adalah perpecahan keluarga sebagai
suatu unit karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai
dengan peran sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah adalah
keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah, perceraiannya,
buruknya komunikasi antaranggota keluarga, krisis keluarga karena kepala
keluarga meninggalkan keluarga (seperti meninggal, dihukum pidana atau
berperang), serta terganggunya mental salah satu anggota keluarga.
2) Masalah remaja
Masalah remaja adalah suatu
penyimpangan yang terjdi pada remaja dimana tindakan remaja bila tidak
terkontrol dapat menjadi suatu masalah sosial yang dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain. Masalah remaja ini ditandai oleh adanya keinginan untuk
melawan ataupun sikap apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal nilai
dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di
masyarakat, diharapkan mereka dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan
yang menyimpang. Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi
muda seolah terjepit antara norma lama dan norma baru (yang kadang belum
terbentuk). Generasi tua seperti tidak menyadari bahwa tolak ukur saat ini
bukan lagi usia melainkan kemampuan.
Generasi muda sama sekali tidak
diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Dalam masyarakat perkotaan,
kondisi ini diperparah dengan kurangnya perhatian orangtua terhadap anak.
Orangtua tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi perkembangan anaknya
karena sibuk mencari nafkah atau mengejar prestise. Dalam hal ini remaja
cenderung melakukan penyimpangan. Prilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja
dapat beragam, sebagai contoh membolos, mencontek, pelanggaran lalu lintas dan
lain sebagainya.
3) Masalah kependudukan
Indonesia adalah negara dengan
tingkat kepadatan penduduk yang padat. Penduduk merupakan sumber penting bagi
pembangunan. Hal ini dikarenakan penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan.
Dengan adanya pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk disuatu
negara. kesejahteraan penduduk juga mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh
perubahan demografis yang sering sekali tidak dirasakan. Masalah kependudukan
dapat berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang tidak rata, ledakan
penduduk .
Masalah-masalah diatas perlu adanya
penanggulangan, karena dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk.
Adapun beberapa cara untuk mengatasi permasalahan tersebut diantanya:
-
Melalui
program keluarga berencana (KB)
-
Transimigrasi,dan
-
Mengatur
pertumbuhan jumlah penduduk.
4) Kejahatan
Dalam pandangan sosiologi kejahatan
terjadi karena kondisi dan proses sosial yang sama, tetapi menghasilkan
perilaku sosial yang berbeda. Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi,
pelaksanaan peran sosial, asosiasi deferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi
diri dan kekecewaan yang agresif. Perilaku jahat dipelajari melalui pergaulan
dekat dengan pelaku kejahatan sebelumnya. Kejahatan juga dapat dipicu oleh pola
hidup konsumtif yang tidak diimbangi dengan produktivitas. Kerja keras,
kejujuran, dan kemandirian perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat
agar kejahatan dapat dicegah.
5) Perang
Peperangan merupakan sebuah bentuk
pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk negara) yang umumnya
diakhiri dengan akomodasi. Umunya pertentangan tersebut melibatkan beberapa
kelompok dari berbagai lapisan masyarakat. Peperangan menyebabkan disorganisasi
dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi Negara yang menang maupun yang
kalah. Perang selalu mengakibatkan kerugian bagi kedua kelompok yang bertikai.
Kerugian yang ditimbulkan akibat perang jauh lebih besar daripada keuntungan
yang diperoleh dari kemenangan.
9.
Dampak
gejala sosial di Masyarakat
Terjadinya
perubahan sosial-budaya dimasyarakat merupakan salah satu akibat dari gejala
sosial. Dampak gejala sosial menurut Soerjono Soekanto (2013,19) ada yang
bersifat positif dan negative.
1) Dampak positif
Jika kita menyikapi dengan baik,
bersikap terbuak, dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka
perubahan-perubahan yang tersjadi akan memberikan dampak positif. Misalnya kita
bersikap terbuka dan mencoba mengikuti perkembangan kemajuan bidang teknologi
seperti telephone, handphone, telegram, email, dsb. Dengan adanya alat
komunikasi yang modern tersebut, maka kita dapat melakukan interaksi jarak jauh
tanpa harus bertemu secara langsung. Kita juga tidak dikatakan sebagai orang
yang ketinggalan jaman. Serta kita bisa dengan mudah dan cepat menerima
informasi.
2) Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima
perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan culture shock. Ketidak
sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa kearah prilaku
menyimpang. Bentuk cultural shock misalnya, seseorang yang merantau dari desa
ke kota. Karena terbiasa di desa dengan pegangan nilai dan norma yang kuat,
ketika berhadapan dengan kehidupan kota yang bebas dan tidak ada larangan, maka
orang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan baik. Akibatnya orang tersebut
merasa khawatir dan galau yang berlebihan yang berakibat pada perilaku
menyimpang.
10. Cara Mengatasi Gejala Sosial
Dalam mengatasi masalah
gejala sosial yang terjadi di lingkungan kita yaitu sebagai berikut :
1. Adanya
komunikasi yang baik antara anak dan orangtua.
2. Orangtua
/ keluarga agar lebih memperhatikan anaknya agar tidak melakukan perilaku yang
menyimpang yang dapat menyebabkan munculnya gejala sosial di masyarakat
3. Sering
diadaknnya penyuluhan untuk member pengetahuan mengenai gejala sosial
4. Adanya
kerjasama antara pihak keamanan dengan masyarakat.
No comments:
Post a Comment