METODE
PENELITIAN SOSIAL
Setelah
mempelajari materi yang dibawah ini diharapkan siswa mampu:
1. Mendeskripsikan 3 Pengertian
penelitian menurut Ahli
2. Mendeskripsikan Karakteristik
penelitian
3. Mendeskripsikan Fungsi penelitian
4. Menglasifikasikan Jeni-jenis
Penelitian
5. Menyusun Rancangan Penelitian Sosial
6. Menentukan topik atau masalah sosial
sebagai fokus penelitian
7. Membedakan perbedaan antara
pendekatan kuantitatif dan kualitatif
8. Memilih subjek penelitian sebagai
sumber data dan informasi
9. Menentukan teknik pengambilan sampel
10. Mengumpulkan data data yang sesuai
dengan masalah atau fokus penelitian.
11. Mengolah data hasil penelitian
12. Menyajikan data hasil penelitian
13. Menganalisis data hasil penelitian
14. Menyusun garis besar laporan
penelitian
15. Menyusun hasil penelitian
16. Mengkomunikasikan hasil penelitian
17. Mempresentasikan
Laporan Penelitian Dalam Diskusi Kelas
Ø
1. Pengertian
penelitian
Beberapa definisi
penelitian menurut pendapat para ahli di antaranya adalah sebagai berikut
(Wrahatnala, 2009).
a.
Sutrisno
Hadi
Penelitian
adalah usaha menemukan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan,
mengembangkan, mem- perluas, dan menggali lebih dalam apa yang telah ada, serta
menguji kebenaran terhadap apa yang sudah ada tetapi diragukan kebenarannya.
b.
Soerjono
Soekanto
Penelitian
merupakan proses pengungkapan kebenaran yang didasarkan pada penggunaan
konsep-konsep dasar yang dalam sosiologi dikenal sebagai sebuah ilmu.
c.
Marzuki
Penelitian adalah suatu
usaha mengumpulkan, mencari, dan menganalisis fakta-fakta suatu masalah.
2. Karakteristik Penelitian
Menurut Wrahatnala (2009:101-102)penelitian
memiliki beberapa karakteristik kerja ilmiah di antaranya :
a. Memiliki Tujuan
Maksudnya bahwa kegiatan penelitian tidak
dapat lepas dari kerangka tujuan pemecahan permasalahan. Hasil penelitian harus
memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan
harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan.
b. Harus Sistematik
Artinya langkah-langkah yang ditempuh sejak
dari persiapan, pelaksanaan, sampai pada penyelesaian laporan penelitian harus
terencana dengan baik dan mengikuti metodologi yang benar.
c. Terkendali
Maksudnya dalam batas-batas tertentu peneliti
harus dapat menentukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkan
dari fenomena lain yang mengganggu.
d. Objektif
Maksudnya bahwa semua pengamatan, telaah yang
dilakukan, dan kesimpulan yang diambil oleh peneliti tidak boleh didasari oleh
subjektivitas pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan pihak lain.
e. Tahan Uji
Maksudnya
penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari telaah yang didasari oleh
teori yang solid dan metode yang benar, sehingga siapapun yang akan melakukan
replikasi terhadap penelitian termaksud tentu akan sampai pada kesimpulan yang
serupa.
3. Fungsi penelitian
MenurutWrahatnala(2009:102)
fungsi penelitian sebagai berikut :
a
Fungsi
verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
b
Fungsi
eksploratifatau penjajaganadalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan
sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
c
Fungsi
developmen tatau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
4. Jeni-jenis Penelitian
Adapun Jenis-jenis
penelitian menurut Maryati(2016: 168-170) sebagai berikut :
1. Penelitian Berdasarkan Tujuannya
a.
Penelitian
Dasar
Kegiatan utama
penelitian dasar adalah mengumpulkan informasi guna menyusun konsep dan
hubungan, serta teori untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik
yang nyata dalm masyarakat. Contohnya, penelitian yang dilakukan Cliford Geertz
mengenai Islam di Jawa.
b.
Penelitian
Terapan
Penelitian terapan
berusaha menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori dalam
memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terapan
diarahkan pada penggunaan hasil penelitian secara praktis dalam kehidupan
sehari-hari. Hasil penelitian terapan biasanya fokus pada suatu masalah
dilokasi tertentu untuk ditemukan solusinya. Contohnya, penelitian disuatu
daerah mengenai seringnya terjadi tawuran anterwarga. Penlitian dilakukan untuk
mengetahui penyebab dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
Terdapat jenis lain
dalam penelitian terapan, yaitu penelitian evaluasi. Penelitian evaluasi ini
dilakukan untuk menilai pelaksanaan suatu program. Contohnya, pnelitian tentang
evaluasi penggunaan laptop dan proyektor sebagai alat bantu mengajar guru di
suatu sekolah selama satu tahun ajaran.
2.
Penelitian Berdasarkan Metodenya
Menurut metodenya, penelitian dapat dibagi
menjadi beberapa jenis.
a. Penelitian Historik
Fokus kajian penelitian historik adalah
peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Penelitian ini berdasarkan pada
deskripsi lisan maupun tulisan dari objek penelitian. Penelitian ini bertujuan
untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif.
Contohnya, penelitian tentang stratifikasi sosial pada masa penjajahan Belanda.
b. Penelitian Survei
Dalam penelitian
survei, seorang peneliti berusaha untuk memperoleh informasi dari berbagai
kelompok atau orang dengan cara penyebaran artau kuesioner. Secara umum,
penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah prtaktis dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya tawuran antarpelajar. Metode penelitian survei
banyak digunakan oleh para peneliti sosial di Indonesia untuk mengkaji
berbnagai fenomena sosial.
c.
Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian
eksperimen, seorang penelitian merakayasa dan mengontrol situasi alamiah menjadi situasi dengan tujuan
penelitian.
Contohnya, kajian
tentang “pengaruh guru (represif dan patrisipasi) terhadap prestasi prestasi
belajar siswa”. Penelitian dilakuan dengan membagi kelas menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama diajar oleh guru dengan metode pendekatan represif, sedangkan
kelompok kedua diajar menggunakan pendekatan partisipatoris. Setelah periode
tertentu, diadakan tes untuk mengukur prestasi belajar
d. Penelitian Observasi
Penelitian
observasi bertujuan memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku
orang yang diamati. Saat melakukan penelitian itu juga, si peneliti dapat
mencatat maupun merekam langsung data yang diperoleh
3. Penelitian berdasarkan taraf pemberian
informasi
Berdasarkan taraf pemberian informasi,
penelitian dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu penelitian eksplorasi ,
deskriptif, dan eksplanasi.
1. Penelitian eksploratif. Penelitian ini
menggali suatu gejala yang masih baru.
Mengingat bahwa topik yang akan diteliti merupakan topik yang baru, maka
penelitian ini memiiliki sifat kreatif, fleksibel, serta terbuka pada berbagai
informasi yang ada. Penelitian ini biasanya menghasilkan teori-teori baru atau
pengembangan dari teori yang sudah ada.
Penelitian ini biasa didentikkan denga
penelitian yang mwnggunakan pertanyaan “apa” dan “siapa”. Tujuan
penelitian ini adalah:
·
Untuk
mengembangkan gagasan dasar mengenai topik baru, dan
·
Memberikan
dasar bagi penelitian lanjutan.
2. Penelitian deskriptif. Penelitian ini memberikan
gambaran yang lebih detail tentang suatu gejala atau fenomena. Penelitian ini
eksploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini
mengungkapkan secara lebih detail. Penelitian ini didentikkan dengan penelitian
yang menggunakan pertanyaan “bagaimana”. Tujuan dari penelitian ini adalah:
·
Mengggambarkan
mekanisme sebuah proses, dan
·
Menciptakan
seperangkat kategori atau pola.
3. Penelitian eksplanasi, penelitian ini
dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala
terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan
sebab akibat. Penelitian ini seringkali diindektikkan dengan penelitian yang
menggunakan pertanyaan “mengapa” dalam
upaya mengembangkan informasi yang ada. Tujuan adalah penelitian eksplanasi
adalah :
·
Menghubungkan
pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan, dan
·
Menghasilkan
pola hubungan sebab akibat.
Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa
masing-masing jenis penelitian akan memberi penekanan yang berbeda terhadap tema
penelitian yang sama.
4.
Penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan
Berdasarkan data yang dikumpulan, penelitian
dibagi menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
1.
Penelitian
kuantitatif menekankan pada jumlah data yang dikumpulkan. Penelitian ini hanya
melihat data pada lapisan permukaa, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan
jenis pekerjaan, dan besarnya penghasilan. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis secara statistik. Pendekatan penelitian ini menggunakan teknik
survei.
2.
Penelitian
kualitatif menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang diperoleh.
Teknik yang digunakan adalah wawancara. Data yang jenis penelitian ini tidak
dianalisis dengan statistik.
5.
Penelitian berdasarkan tempat pelaksanaannya
Berdasarkan tempat pelaksanaannya, penelitian
dapat dibedakan menjadi:
1.
Penelitian
laboratorium. Penelitian ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk
mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah
mengumpulkan data, melakukan analisis,
mengadakan tes, serta memberikan interprestasi terhadap sejumlah data sehingga
kecenderungan gerak gejala sosial dalam suatu masyarakat tertentu dapat
diramalkan. Objek penelitian ini dapat berupa masalah yang bersifat teoritis
dan praktis. Biasanya, penelitian laboratorium dilakukan oleh sebuah tim dengan
anggota dari berbagai disiplin ilmu.
2.
Penelitian
lapangan. Dilakukan dalam kehidupan sebenarnya. Contohnya, penelitian tentang
kehidupan para wanita pekerja, kebudayaan masyarakat terpencil, atau harga
pasar. Penelitian ini pada hakikatnya metode untuk menemukan secara khusus
realistis yang tengah terjadi pada masyarakat.
3.
Penelitian perpustakaan (kepustakaan). Bertujuan
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai materi yang terdapat
diperpustakaan. Contohnya, buku, jurnal, majalah, naskah, catatan, kisah
sejarah, dan dokumen lainnya. Data yang diperoleh dengan jalan penelitian
perpustakaan pada hakikatnya menjadi fondasi dan alat utama bagi praktik
penelitian lapangan.
5. Bagian-bagian Rancangan Penelitian
Adapun
bagian-bagian dalam rancangan penelitian menurut Maryati(2016: 172-177) sebagai
berikut :
1.
Latar belakang masalah
Dalam bagian ini, peneliti harus mengemukakan
alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan
penelitian. Singkatnya yang harus ada dalam bagian ini adalah mengapa masalah
itu perlu diteliti dan apa yang melatarbelakanginya. Di latar belakang masalah,
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut harus diuraikan. Jawaban harus
disertai pula pemaparan alasan yang kuat bagi dilakukannya suatu penelitian.
Dalam latar belakang masalah, dikemukakannya suatu penelitian. Dalam latar
belakang masalah, dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh
peneliti dari pengamatan dan studi kepustakaannya,. Beberapa ahli menyebut
kegiatan ini prasurvei untuk memperkuat alasan seseorang peneliti dalam
mengambil sebuah topik permasalahan.
Alasan pemilihan masalah tentu beragam,
tergantung tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Dalam menentukan suatu
masalah, hal yang perlu dipertimbangkan adalah sejauh mana urgensi dan
manfaatnya dalam keidupan sehari-hari masyarakat, serta aspek kepraktisan seperti
fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga. Hal-hal itu kemudian
menjadi alasan bagi peneliti untuk mengajukan topik tersebut.
Pertanyaan yang perlu ada dalam benak
peneliti ketika membuat latar belakang masalah, adalah “kenapa masalah ini penting?”
Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti akan memulainya dari suatu yang umum
hingga pada akhirnya menyempit pada titik permasalahn. Contohnya, peneliti
ingin meneliti pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan sosial
anak. Peneliti akan mulai memaparkan latar belakang masalahnya dengan menyoroti
perkembangan permainan modern dan sosial media. Selanjutnya, peneliti
mendeskripsikan fakta tentang permainan tradisional yang mulai ditinggalkan dan
pola sosialisasi anak yang semakin hari semakin individual. Akhirnya peneliti
akan masuk pada keterkaitan antara permainan tradisional dan keterampilan
sosial anak.
2.
Perumusan masalah
Perumusan masalah penelitian merupakan
kelanjutan dari latar belakang masalah, tetapi berbeda penekanan. Pada
permasalahan penelitian, pertanyaan yang ingin diangkat adalah “Apa yang
terjadi permsalahan dalam tema ini?” kembali ke contoh dalam bagian latar
belakang masalah tentang pengaruh prmainan tradisional terhadap keterampilan
sosial anak. Dalam perumusan masalah, peneliti akan masukkan unsur-unsur yang
dapat menjadi jawaban atas pertanyaan di atas. Peneliti dapat memulainya dengan
menjelaskan pentingnya keterampilan bersosialisasi dalam perkembangan
kepribadian anak, kemudian menjelaskan dampak permainan modern terhadap pola
sosialisasi.
Terakhir, peneliti dapat menjelaskan pengaruh
positif permainan tradisional terhadap keterampilan sosial anak. Jangan lua
untuk menambahkan data-data pendukung baik data statistik maupun data lainnya.
3.
Pertanyaan penelitian
Dari permasalahan
yang telah dipaparkan, peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Pertanyaan penelitian berfungsi sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan.
Ini karena pertanyaan penelitian adalah hal-hal yang ingin dijawab melalui
penelitian. Selain itu, pertanyaan penelitian menjadi ‘rambu-rambu” sehingga
penelitian dapat terfokus. Seorang peneliti sebaiknya merancang pertanyaan
penelitian tidak lebih dari tiga pertanyaan.
Contoh:
1. Bagaimana keterampilan sosial anak yang tidak
memainkan permainan tradisional?
2. Bagaimana keterampilan sosial anak yang
memainkan permainan tradisional?
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
antara permainan tradisional terdapat peningkatan keterampilan sosial anak?
4.
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Contoh :
Rumusan masalah : Bagaimana
pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan keterampilan sosial anak?
Tujuan penelitian : Mengetahui pengaruh permainan tradisional
terhadap keterampilan sosial anak.
Tujuan penelitian
juga sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila masalah peneleitian merupakan hal
yang dipertanyakan dan tjuan penelitian merupakan jawaban yang ingin dicari,
maka kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh.
5.
Manfaat peneitian
Manfaat penelitan merupakan
kegunaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui sebuah peneltian.
Contohnya, mengenalkan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan kepada
anak-anak. Selain bersifat praktis, manfaat penelitian juga dapat bersifat
teoritis. Contohnya, menambah khasanak pengetahuan tentang faktor-faktor yang
memengaruhi keterampilan sosial anak.
6.
Landasan teori
Landasan teori
merupakan telah masalah penelitian berdasarkan teori-teori atau bacaan-bacaan.
Landasan teori adalah dasar teoritis bagi penulis untuk menjawab masalah
penelitian.
Agar memiliki
pengetahuan yang luas terhadap masalah penelitian, seorang peneliti haruslah
membaca berbagai bacaan yang relevan dengan peleitian, mulai dari konsep-konsep
tentang variabel penelitian hingga metodologi penelitian, seperti jenis
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Bacaan-bacaan
tersebut akan sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian yang benar.
Bebeapa jenis
penelitian tidak memerlukan landasan teori yang kuat, seperti jenis penelitian
eksplorasi. Jenis penelitian ini membangun teori pada saat pelaksanaan
penelitian. Hal ini disebabkan penilus tidak memiliki pengetahuan yang cukup
tentang masalah yang diteliti.
7.
Hipotesis
Hipotesis
merupakan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian. Disebut kemugkinan
karena belum dibuktikan lewar penelitian di lapangan. Hipotesis dinyatakan
dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan variabel-variabel penelitian.
Contoh:
Hipotesis : Permainan
tradisonal berpengaruh terhadap keterampilan sosial anak.
Variabel 1 : Permainan
Tradisional
Variabel 2 : Keterampilan
sosial anak
Beberapa jenis
penelitian tidak memerlukan hipotesis. Contohnya, jenis penelitian deskriptif
yang hanya berusaha menggambarkan masalah. Dapat dikatakan bahwa penelitian menggunakan
hipotesis bertujuan menguji hipotesis tersebut. Jenis penelitian yang bisa
menggunakan hipotesis antara lain penelitian ekplanasi dan ekplorasi.
Hipotesis didapat
dari jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Hipotesis nol (H0). Hipotesis nol
adalah dugaan awal sebelum dilakukan penelitian. Dugaan ini biasanya berisis
apa yang ingin dipatahkan atau ditolak dengan melakukan penelitian.
Contoh : Tidak ada perbedaan tingkat
kedisplinan antara siswa perempuan dan laik-laki.
2. Hipotesis kerja atau alternatif (Ha).
Hipotesis kerja adalah gugaan yang ingin dibuktikan oleh peneliti. Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan
antara dua kelompok.
Contoh : Tingkat kedisplinan siswa perempuan lebih tinggi
daripada kesiplinan siswa laki-laki.
Ciri-ciri sebuah hipotesis yang baik
adalah sebagai berikut.
1.
Bisa
diterima dengan akal sehat.
2.
Menyatakan
hubungan antarvariabel penelitian.
3.
Dapat
diuji.
4.
Dinyatakan
secara singkat dan dalam bentuk kalimat pernyataan.
5.
Konsisten
dengan teori dan fakta yang telah dibangun. ‘
8.
Metode penelitian’
Dalam
bagian metodologi, paling tidak terdapat empat bagian inti, yakni jenis
penelitian,unit analisis. teknik pengumpulan data dan teknik analisis data..
9.
Jenis penelitian
Jenis penelitian pada intinya merupakan
bentuk penelitian yang ingin dilaksanakan oleh penelitian. Jenis penelitian
berkaitan erat dengan masalah penelitian dan cara atau teknik pengumpulan data.
Contoh: Bila masalah penelitian adalah
mencari hubungan antarvariabel, maka jenis penelitian eksplanasi dengan teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara pendukung.
10. Unit
analisis
Unit analisis
merupakan satuan atau objek yang diteliti. Contohnya, sebuh organisasi
(sekolah, pemda, DPR, dan sebagainya), kelompok masyarakat (golongan miskin,
penggangguran, dan mahasiswa), dan individu.
11. Teknik
pengumpulan data
Sebelum membahas
teknik pengumpulan data, kita perlu mengetahut data terlebih dahulu. Secara
umum, data terbagi atas data primer dan sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari lapangan penelitian, seperti data yang diperoleh dari kuesioner
yang dibagikan atau wawancara langusng dengan objek penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh
secara langsung dari lapangan, misalnya dari koran, dokumen, dan bacaan
lainnya.
Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data yang
biasa digunakan adalah kuesioner atau angket, wawancara, observasi, dan studi
literatur. Teknik yang digunakan pada rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis, dan sampel yang digunakan. Contohnya, bila sampel yang digunakan
dalam jumlah besar, teknik pengumpulan data yang tepat digunakan adalah teknik
kuesioner. Namun, dalam penelitian sosial, biasanya para peneliti menggunakan
lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mengurangi kesalahan atau bias
data dari teknik yang digunakan.
Teknik-teknik pengumpulan data tersebut
memiliki alat atau instrumen pengumpulam data masing-masing. Teknik kuesioner
menggunakan instrumen kuesioner atau angket. Teknik wawancara mengggunakan
instrumen pedomen wawanacara. Teknik observasi menggunakan pedoman observasi.
Teknik studi literatur menggunakan instrumen literatur yang ada.
12. Teknik
anaisis data
Teknik analisis data merupakan cara mengolah
data yang telah diperoleh dari lapangan. Hasil analisis data ini merupakan
jawaban atas pertanyaan masalah yang diajukan peneliti pada bagian perumusan
masalah.
Teknik analisis data harus disesuaikan dengan
jenis penelitian. Berdasarkan hal tersebut, teknik analisis data dibagi atas
dua macam teknik, yakni kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data secara
kuantitatif menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengolah data. Teknik
analisis data secara kualitatif menggunakan analisis fenomena yang terjadi
dilapangan dikaitkan dengan teori yang ada. Teknik analisis ini dapat kita
pelajari lebih dalam pada bagian lain buku ini.
Hamenentukan topik 6. PerbedaanPenelitian Kualitatif Dan
Kuantitatif
AdapunPerbedaan
antara pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Menurut Maryati (2016: 180-181)
Aspek
|
Kuantitatif
|
Kualitatif
|
Masalah
yang diteliti
|
Menekankan beberapa variabel
|
Menekankan banyak aspek dari
suatu variabel
|
Tujuan
|
Menguji teori dan menegakkan
fakta-fakta
|
Mengembangkan kepekaan konsep
dan penggambaran realitas yang tidak tunggal
|
Objek
yang diteliti
|
Perilaku manusia dan fenomena
alam
|
Perilaku manusia, proses kerja
|
Sampel
|
Besar, memiliki kelmpok kontrol
yang dipilih secara random dengan pertimbangan strata yang ada
|
Kecil, tidak representatif
dengan tujuan tertentu
|
Metode
pengumpulan data
|
Angket, wawancara, observasi,
check list
|
Lebih menekankan pada observasi
dan wawancara
|
Bentuk
data
|
Berupa angka atau data
kualitatif yang diangkakan
|
Kata-kata, kalimat, gambar,
perilaku, replika, manuskip
|
Sifatnya
|
Deskriptif, komparatif,
asosiatif
|
Deskriptif
|
7. Pengertian Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Menurut Bungin dalam Siregar (2013) populasi
penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup
dan sebagainya.
2.
Sampel
Menurut Siregar
(2013) Sampel adalah suatu prosedur pengambilan dat dimana hanya sebagian
populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri
yang dikehendaki dari suatu populasi.
8.Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi
dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
1.
Teknik Pengambilan Sampel Acak (Probability
Sampling)
sampel probability adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel. Teknik ini meliputi simple random
sampling, stratified random sampling, proportional stratified randam sampling,
disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling(Noor,2014)
a
Simple Random Sampling
Teknik simple random
sampling adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara
acak, tanpa memerhatikan tingkatan yang ada dalam populasi,tiap elemen
populasi memiliki peluang yang sama dan
diketahui untuk terpilih jadi subjek
b
Stratified Random
Sampling
Apabila peneliti
berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata,
pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara
acak karena setiap tingkatan harus terwakili. Contohnya, kita akan
melakukan penelitian di salah satu SMA. Hal yang akan diteliti adalah tingkat
partisipasi siswa dalam diskusi dikelas . untuk itu, setiap jenjang tingkat
harus terwakili . artinnya, harus terdapat wakil yang akan dijadikan sampel
penelitian dari siswa kelas satu sampai kelas tiga. Sampel berstrata digunakan
apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri atau karakteristik
antarastrata yang ada, dan perbedaan tersebut memengaruhi variabel
c
Proportional Stratified
Randam Sampling
Proportional sampel adalah teknik
pengambilang sampel dimana jumlah sampel yang diambil dari setiap strata atau
kelompok sebangding dengan proporrsional ukutannya (Siregar, 2013:31).
Contohnya:
perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari
masing-masing strata (tingkatan), jika diketahui jumlah sampel yang
diambil 120 orang.
Ø Ukuran sampel = 120
Ø Proporsi sampel untuk
setiap strata = 120/1200 = 0,1
Ø Setiap jumlah sampel
dari setiap strata dikalikan proporsi sampel.
Misalnya:
jumlah sampel SD = populasi SD x proporsi
= 150 x 0,1 = 15 orang.
d
Disproportionate
Stratified Random Sampling
Disproportional stratified random sampling adalah teknik
yang hampir mirip dengan proportional stratified random sampling dalam hal
heterogenitas populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sampel
didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang
proporsional pembagiannya.
e
Cluster Sampling
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu kemudian
beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari cluster tersebutbisa diambil
seluruhnnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel , anggota populasi di
setiap cluster tidak perlu homogen.
2.
Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak (Nonprobability
Sampel)
sampel probability
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel.Menurut Noor (2011:155) Teknik ini
meliputi purposive sample, quota sample,
dan snow-ball sampling.
a
Sampel bertujuan (purposive sample)
Purposive sampling
merupakan teknik penenteuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti akan meneliti tentang pola
pembinaan olah raga renang. Maka, sampel
yang diambil adalah pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang
ini. Teknik ini biasannya dilakukan pada penelitian kualitatif.
b
Sampel kuota (quota sample)
Quota sampling
adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang
memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.
Misalnnya,akan dilakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) terhadap kemampuan dosen memberikan kuliah. Jumlah sekolah
adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per
sekola.
c
Sampel yang diambil
beruntun (snow-ball sampling)
Snowball Sampling
adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar
ibarat bola salju. Misalnya, akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran
narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah lima orang Napi, kemudian terus
berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus berkembang
sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.
9. Pengertian Data
Menurut Maryati(2016: 189)Data adalah bahan
keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek,
kondisi, dan situasi. Untuk mencapai tujuan penelitian , peneliti
memerlukan data yang benar yang dapat
diperoleh di lapangan sesuai dengan topik penelitiannya. Contohnya, angka gizi
buruk meningkat di indonesia. Kemana peneliti harus mencari data ? data bisa
didapat dari departemen kesehatan atau dari lembaga lain yang terkait.
(maryaty, 2013: 190)
10. Syarat-syarat Data
Menurut Maryti (2016: 190) Data yang baik
memiliki syarat sebagai berikut:
1. Data harus objektif atau sesuai
dengan kenyataan.
2. Data harus dapat mewakili (representatif)
3. Data harus mendekati kebenaran
4. Data harus up to date
5. Data harus ada hubungannya dengan
persoalan yang dipecahkan.
11. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian
Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu, Angket, wawancara,
observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan.
1. Angket
(kuestioner)
Angket atau kuestioner adalah sebuah cara atu
teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan
sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
oleh para responden (Suryati, 2012:128). Angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal lain yang ia ketahui (Elisanti, 2009:67).
Jadi angket adalah teknik pengumpulan data
dengan memberikan kertas yang berisi daftar pertanyaan kepada responden dan
harus dijawab oleh responden.Setelah yang telah dijawab oleh responden tersebut
harus dikembalikan agar peneliti dapat mengolahnya.
Sebelum angket
disusun harus melalui prosedur sebagai berikut:
a.
Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan angket.
b.
Mengidentifikasi
variabel sasaran angket.
c.
Menjabarkan
variabel menjadi subvariabel menjadi spesifik dantunggal.
d.
Menentukan
jenis data, sekaligus menentukan teknikanalisisnya.
Berdasarkan pertanyaan dalam angket atau
kuestioner dapat dibedakan menjadi empat yaitu pertanyaan tertutup, terbuka,
semiterbuka, dan pertanyaan kombinasi tebuka dan tertutup.
a.
Angket
dengan pertanyaan tertutup.
yaitu angket yang apabila pertanyaannya
disertai dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti ,seperti
“ya atau tidak” dan dapat pula berbentuk pilihan ganda (Bondet, 2009:127).
Dengan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya maka tertutuplah kesempatan
responden menggunakan jawaban lain.
Contoh:
1.
Sanksi
apa yang sesuai jika siswa terlambat dating ke sekolah?
a.
Ya
b.
Tidak
1)
Kelebihan
angket tertutup
a)
Mudah
diisi karena responden tidak menuliskan buah pikirannya
b)
Tidak
memakan waktu lama untuk mengisinya
c)
Responden
dapat dengan mudah, jujur, dan tidak
malu dalam menjawab yang diajukan.
d)
Dapat
dijwab pada waktu senggang.
e)
Kemungkinan
angket dikembalikan besar.
f)
Mudah
diolah
g)
Dapat
dibagikan serentak
h)
Biayanya
murah
2)
Kelemahan
angket tertutup
a)
Responden
tidak dapat memberikan alternative jawaban karena alternative jawaban telah
ditentukan sebelumnya.
b)
Jawaban
yang dipilih kadang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapat responden
c)
pertanyaan-pertanyaan
yang ada di dalam angket dapat ditafsirkan secara salah dan tidak ada waktu
untuk menjelaskannya.
b.
Angket
dengan pertanyaan terbuka
yaitu angket yang
apabila dalam daftar pertanyaan tidak diberi pilihan jawaban, sehingga memberi
kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan keinginannya sendiri
(Bondet, 2009:128).
Contoh: hukuman apa yang paling sesuai jika
siswa tidak mengerjakan PR?
Dalam pertanyaan semacam ini, responden
memiliki jawaban sendiri sehingga akan ada keragaman jawaban yang diberikan
oleh tiap responden misalnya, dipulangkan agar jerah, tidak diberi nilai dll.
1)
Kelebihan
angket terbuka
a)
Responden
diberikan kebebasan untuk menjawab sesuai dengan pendapatnya
b)
Fariasi
jawaban dapat memperluas pandangan peneliti
c)
Kelemahan
angket terbuka
d)
Responden
harus memberikan buah pikirannya untuk peneliti
e)
Kemungkinan
angket dikembalikan kecil karena responden enggan menjawabnya.
f)
Sulit
diolah karena jawabannya beragam
g)
Memakan
waktu lama untuk menjawabnya
c.
Angket
dengan pertanyaan semi terbuka
Pada angket ini,
responden menjawab pertanyaan yang telah tersedia dan diberi kebebasan untuk
menuliskan alternative jawaban jika pada pilihan jawaban tidak ada atau kurang
cocok dengan hatinya.
Contoh:
1.
Sanksi
apa yang paling sesuai jika siswa terlambat dating ke sekolah?
a.
Diberi
teguran
b.
Tidak
dibiarkan masuk kelas
c.
Diberi
tugas tambahan
d.
. . . .
. . .(sebutkan).
1)
Kelebihan
angket jenis ini
a)
Responden
diberi kebebasan untuk menjawab sesuai pendapatnya
b)
Peneliti
memperoleh ragam jawaban yang sebelumnya tidak tertampilkan
2)
Kelemahan
angket semi terbuka adalah:
a)
Sulit
mengolahnya karena memiliki jawaban yang banyak
d.
Angket
dengan kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka
yaitu angket di
mana dalam daftar pertanyaan, selain menentukan atau memberikan alternative
jawaban juga memberi keleluasan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan (Bondet, 2009:128)
Contoh:
1.
Apakah
anda setuju jika siswa yang telat dating ke sekolah diberi hukuman?
a.
Setuju
b.
Tidak
setuju
Jika anda setuju hukuman apa yang sesua untuk siswa atersebut?
Jika anda tidak setuju berikan alasannya.
1)
Kelebihan
angket jenis ini antar lain:
a)
Peneliti
dapat menggali lebih dalam alasan responden memilih jawaban
2)
Kelemahan
angket kombinasi tertutup dan terbuka
a)
Responden
harus memberi buah pikirannya untuk peneliti
b)
Kesulitan
peneliti untuk mengolah buah pikiran responden.
2.
Wawancara
Wawancara adalah
suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan, yang bertujuan
memperoleh informasi (Bondet, 2009:130).Dalam hal ini pewawancara memberikan
pertanyaan dan nnarasumber yang memberikan jawaban.Esterbeg(2002 dalam Sugiono,
2014:231) mengatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topic tertentu.
Wawancara digunakan
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan guna menemukan masalah yang
ingin diteliti.
Untuk mendapatkan
data melalui wawancara, perlu persiapan yang matang karena kita mungkin perlu
mengeksplorasi jawaban yang diharapkan dari responden.Sikap ketika datang,
keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan peneliti akan sangat
berpengaruh terhadap jawaban responden. Dalam melakukan wawancara sebaiknya
pewawancara menggunakan alat bantu, seperti alat tulis, perekam dan daftar
pertanyaan.
Ada bermacam-macam
jenis wawancara antara lain:
a.
Berdasarkan
pedoman wawancara, pedoman wawancara dibedakan atas:
1)
Pedoman
wawancara terstruktur/terstandar
Pedoman wawancara
terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci, seperti
halnya kuesioner.Pedoman wawancara terstruktur terdiri dari sederetan
pertanyaan.Pewawancara memberikan tanda centang pada pilihan jawaban yang telah
tersediah.
Pedoman wawancara
terstruktur digunakan apabila penelitih telah mengetahuidengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
2)
Pedoman
wawancara tidak terstruktur
wawancara dengan
pertanyaan yang tidak disusun terlebih dahulu, dan biasanya pertanyaan ini
mengalir begitu saja, mengikuti alur pembicaraan yang telah diciptakan. Jenis
penelitian ini cocok untuk penelitian kasus.
a.
Ditinjau
dari pelaksanaaya, wawancara dibedakan atas 3 yaitu:
1)
Wawancara
bebas
Dalam wancara ini,
pewawancara secara bebas bertanya kepada narasumber tanpa harus menggunakan
acuan pertanyaan.
Kebaikan metode
jenis ini adalahresponden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang
diwawancarai. Sedangkan kelemahannya adalah arah pertanyaannya kurang
terkendali
2)
Wawancara
terpimpin
Pada metode ini,
pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci, seperti pada
wawancara terstruktur.
3)
Wawancaraa
abebas terpimpin
Wawancara jenis ini
merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin
b.
Sedangkan
berdasarkan tujuannya, wawancara dapatdibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1)
Wawancara Survei
Wawancara
survei bertujuan mencari data untuk suatu populasi tertentu.
2)
Wawancara Diagnosti
Wawancara
diagnostik bertujuan mendiagnosis seseorang tentang masalah yang dihadapi.
Saat melakukan
wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang cair agar responden
mau menjawab pertanyaan yang dimiliki. Oleh karena itu seorang pewawancara
harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
a.
Netral
Pewawancara tidak berkomentar jika ada ketidaksetujuan
terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah
merekam semua keterangan responden baik yang menyenagkan maupun yang tidak
menyenagkan.
b.
Ramah
Pewawancara harus mampu menciptakan suasana
yang mampu menarik perhatian responden.
c.
Adil
Pewawancara harus mampu memperlakukan semua
responden secara sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua
responden bagaimanapun keadaannya
d.
Hindari
keteganagan
Pewawancaha harus menghindari ketegangan,
jangan sampai responden merasa dihakimi atau diuji.Pewawancara harus dapat
mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.
Ada Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
wawancara antara lain:
1)
Pewawancara.
Seorang pewawancara yang baik harus memiliki
syarat, seperti keterampilan mewawancarai, motifasi yang tinggi, rasa aman,
tidak ragu menyampaikan pertanyaannya.Pewawancara juga harus menyampaikan
pertanyaan yang mampu merangsang responden untuk menjawabnya, menggali semua
jawaban dan mencatat semua hasil wawancara.
2)
Informan
Responden dapat mempngaruhi data yang
dikumpulkan karena jawaban yang diberikan responden tergantung apakah ia dapat
mengerti pertanyaan dan mau menjawab pertanyaan dengan jujur dan baik.
3)
Topic
penelitian.
Kesediaan responden menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh pewawancara tergantung apakah ia tertarik pada masalah itu dan
apakah topic tersebut sensitive atau tidak dan sesuai atau tidak dengan latar
belakanggnya.
4)
Situasi
wawancara
Situasi wawancara adalah situasi yang timbul
karenafaktor-faktor waktu,tempat,ada tidaknya orang ketiga, dan sikap
masyarakat pada umumnya.
Setiap teknik yang
digunakan dalam mengumpulkan data terdpat kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
a.
Kelebihan
teknik wawancara adalah:
1)
Dapat
dipergunakan kepada responden yang tidak menguasai baca-tulis, termasuk
anak-anak
2)
jika
terdapat pertanyaan yang sulit dipahami pewawancara dapat memberikan penjelasan
seperlunya
3)
dapat
mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding
atau dengan melihat ekspresi wajah serta gerak-gerik responden.
b.
kekurangan
teknik wawancara adalah
1)
memerlukan
biaya yang cukup besar untuk perjalanan dan ongkos pengumpul data
2)
hanya
dapat menjangkau responden yang bersifat terbatas
3)
kehadiran
pewawancara mungkin akan mengganggu responden.
3.
Observasi
Seringkali
observasi diartikan sebagai suatu aktifitas sempit, yakni memerhatikan sesuatu
dengan mata telanjang. Didalam pengertian psikologi, obserfasi meliputi
kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra (maryati,2012:132). Dalam
hal ini obserfasi dapat dilakukan menggunakan indra penglihatan, penciuman,
peraba, pendengar dan pengecap.
Sutrisno Hadi 1986
dalam Sugiono (2014:145) mengatakan bahwa obserfasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Obserfasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kelakuan
manusia, keadaan, kondisi, atau situasi dari objek yang diteliti dan mencatat
setiap keadaan yang diamatinya
Menurut Sofian
Siregar (2012:19) obserfasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan
penelitin langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung
kegiatan penelitian sehingga didapat gambaran yang jelas tentang kondisi objek
penelitian tersebut.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa obserfasi adalah teknik pengumpulan data dengn cara mengamati
secara langsung keadaan, kondisi, maupun situasi dari objek penelitian.
Observasi dapat
dikatakan sebagai instrument pengumpulan data apabila obserfasi tersebut
memenuhi beberapa kriteria seperti:
a.
Pengamatan
telah direncanakan secarah sistematis
b.
Pengamatan
harus berkaitan dengan tujuan penelitian
c.
Pengamatan
harus dicatat secara sistematis
d.
Pengamatan
dapat dicek dan dikontrol kebenarannya
Menurut Bagja
waluya (2009) Ciri observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki
sifat-sifatsebagai berikut.
a.
Mempunyai
arah dan tujuan yang khusus.
b.
Observasi
ilmiah tidak dilakukan secara untung-untungan atausesuka hati dalam usaha
mendekati situasi atau objeknya, tetapidilakukan secara sistematis dan
berencana.
c.
Observasi
sifatnya kuantitatif, yaitu mencatat sejumlah peristiwatentang tipe-tipe
tingkah laku sosial tertentu.
d.
Observasi
melakukan pencatatan dengan segera, secepatnya,tidak menyandarkan diri pada
kekuatan ingatan
e.
Menuntut
adanya keahlian, dilakukan oleh orang terlatih untuktugas ini.
f.
Hasil
observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjaminreliabilitas dan
validitasnya.
Metode pengumpulan data menggunakan observasi
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
a.
Kelebihan
observasi adalah sebagai berikut:
1)
Data
yang diperoleh actual/uptudate,
artinya data yang diperoleh langsung dari tempat kejadian
2)
Keabsahan
alat ukur dapat diketahui secara langsung.
b.
Kelemahan
observasi adalah sebagai berikut.
1)
Untuk
memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat menunggu dan mengamati sampai
tingkah laku terjadi.
2)
Tingkah
laku yang bersifat criminal sukar diperoleh
3)
Membutuhkan
waktu yang lama untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data
obserfasi dapat dibedakan menjadi obserfasi partisipasi (participant observation) dan observasi nonpartisipasi (non participant observation)
a.
Observasi
partisipasi
Observasi langsung
atau biasa di sebut sebagai observasi partisipasi adalah observasi dimana
peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang sedang diamati (Laning
2009:101). Peneliti juga melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan
turut merasakan suka dan dukanya. Dengan demikian data yang diperoleh akan
lengkap dan peneliti akan mendapatkan makna dari setiap prilaku yang
tampak.(Marshal 1995 dalam Sugiono,2014:226) mengatakan bahwa melalui
obserfasi, peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut.
b.
Observasi
nonpartisipasi
Obserfasi
nonpartisipasi adalah obserfasi dimana peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen (Sugiono 2014). Observasi nonpartisipasi ini tidak
akan sampai pada tingkat makna. Dengan kata lain peneliti tidak mendapatkan
nilai-nilai dibalik prilaku yang tampak.
4. Dokumentasi
Dokumentasi berasal
dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan
sumber dokumen tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, misalnya
dari sumber dokumen, buku, koran, dan majalah (Ruswanto, 2009:151). Dokumen
bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan
sejarah.
Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dll.Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni yang berbentuk gambar, patung, filem, dan
lain-pain.Studi dikumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
Adapun
berita-berita yang dapat dijadikan sebagai sumberdata harus memenuhi syarat
sebagai berikut.
a.
Objektif
dan apa adanya.
b.
Tidak
memihak, sehingga tidak menyesatkan pengumpul data.
c.
Mengandung wawasan ilmiah.
d.
Beritanya
bersifat aktual.
Menurut Sugiono
(2014:240) ada beberapa kelemahan dari dokumentasi karena tidak semua dokumen
memiliki kredibilitas yang tinggi seperti foto.Banyak foto yang tidak sesuai
dengan keadaan aslinya karena dibuat untuk kepentingan tertentu.Selain itu
autobiografi ditulis sering bersifat subjektif.
5
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan
merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang memuat berbagai ragam
kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti. Studi kepustakaan dapat dilakukan
dari berbagai sumber, seperti buku, koran, majalah, naskah, catatan sejarah,
arsip, laporan penelitian terdahulu. Termasuk di dalamnya adalah rekaman berita
dari radio, televisi dan media elektronik lainnya. (Maryaty, 2013 : 213)
Pengumpulan data
melalui metode studi kepustakaan memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1)
Data yang diperoleh mungkin tidak dapat memenuhi
kebutuhan penelitian karena dikumpulkan oleh orang lain.
2)
Sulit menilai akurasi data yang disajikan.
3)
Data tidak terlalu relevan dengan situasi saat ini.
Di samping beberapa
kelemahan tersebut, penggunaan metode ini memiliki keuntungan , yaitu lebih
murah dan praktis. Seorang peneliti hanya membutuhkan ketekunan untuk
mengunjunggi tempat-tempat yang menyediakan sumber data, seperti perpustakaan,
museum, tempat penyimpanan arsip, kantor-kantor berita, stasiun televisi dan
radio.
12.Pengolahan Data
Menurut Siregar pengolah data dalam penelitian
ada 2 yaitu :
1. Editing
Editing adalah
proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari
lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat
atau tidak diburtuhkan. Tujuan dilakukan editing adalah untuk mengoreksi
kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan.
Pada kesempatan ini, kesalahan data dapat diperbaiki dan kekurangan data dapat
dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara penyisipan data data
(interpolasi).
Dalam
melakukan proses editing data, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses editing, antara lain
a. Pengambilan sampel
perlu
dicek saat pengambilan sampel sudah memenuhi kaidah-kaidah pengambilan sampel
atau belum. Kegiatan berupa pengecekan kategori sampel, jenis sampel yang
digunakan dan penentuan jumlah sampel.
b. kejelasan data
kegiatan
pada tahap ini adalah mengecek apakah data yang telah masuk dapat dibaca dengan
jelas, jika terdapat tulisan tangan atau singkatan yang kurang jelas perlu
dilakukan verifikasi kepada pengumpul data.
c. kelengkapan isian
tahap
ini dilakukan pengecekan apakah isian responden ada yang kosong atau tidak,
bila kosong ada dua kemungkinan pertama memang tidak ada jawaban atau kemungkinan
kedua responden menolak menjawab.
d. Keserasian jawaban
tahap
ini dilakukan pengecekan keserasian jawaban responden , ini dilakukan untuk
menghindari terjadinnya jawaban responden yang bertentang, misalnya pada
pertanyaan status jawaban belum kawin, sedangkan
pada pada pertanyaan anak jawabannya ada dua orang anak, hal ini menunjukkan
jawaban yang tidak konsisten perlu dilakukan verifikasi.
2. Coding
Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu
pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah
isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara
data atau identitas data yang akan dianalisis.
Berikut ini contoh codeting.
a.
Status
Status
|
Kode
|
Belum
nikah
|
01
|
Nikah
|
02
|
b. Kode daerah penelitian
Kecamatan
|
Kelurahan
|
Kode
|
1
|
1
|
1.1.1
|
2
|
1.1.2
|
|
3
|
1.1.3
|
13. Penyajian Data
1. Tabel
Tabel adalah cara
penyajian data berupa angka-angka yang disusun menurut kategori – kategori
tertentu sehingga memudahkan untuk pembuatan analisis (Maryati, 2016: 229).
Data dapat kita sajikan dalam bentuk tabel atau daftar. Jika data yang akan disajikan cukup besar maka harus dikelompokan terlebih dahulu, kemudian di susun dalam bentuk tabel yang disebut daftar sebaran frekuensi atau daftar distribusi frekuensi.
a. Daftar Distribusi Frekuensi.
• Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal.
• Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok.
Data dapat kita sajikan dalam bentuk tabel atau daftar. Jika data yang akan disajikan cukup besar maka harus dikelompokan terlebih dahulu, kemudian di susun dalam bentuk tabel yang disebut daftar sebaran frekuensi atau daftar distribusi frekuensi.
a. Daftar Distribusi Frekuensi.
• Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal.
• Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok.
2.
Grafik
Penyajian data dalam bentuk grafik terlihat lebih
menarik karena data tersaji dalam bentuk visual. Gambar grafik frekuensi yang
banyak dipergunakan dalam metode statistik adalah histogram, polygon, kurve dan
garis (Burhan Nurgiyantoro, 2004:43-44).
1. Grafik Histogram /
Batang
Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi
suatu variable. Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang.
Sebagai sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau
nilai variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertical menunjukkan frekuensi.
Untuk distribusi bergolong atau berkelompok yang menjadi absis adalah nilai
tengah dari masing-masing kelas (Drs. Ating Somantri, 2006:113).
contoh :
2. Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi
frekuensi bergolong suatu variable. Tampilan polygon berupa garis-garis patah
yang diperoleh dengan cara menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah
kelas. Jadi absisnya adalah nilai tengah dari masing-masing kelas (Drs. Ating
Somantri, 2006:114).
Contoh: Grafik Poligon Nilai Hasil Ujian Matematika
Siswa X-B Tahun 2013-2014
3. Grafik Kurve
Kurve merupakan perataan atau penghalusan dari
garis-garis polygon. Gambar polygon sering tidak rata karena adanya perbedaan
frekuensi data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel.
Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar polygon yang tidak rata
dan terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata (Burhan Nurgiyantoro,
2004:49).
contoh: Grafik Kurve Pendekatan Bernoulli untuk
Utilitas.
4. Grafik Garis
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan
perkembangan suatu keadaan. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini
akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik. Dalam grafik terdapat
garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variable
tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam
membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan
mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi (Dr. Sugiyono, 2002:34).
Contoh : Perkembangan nilai ujian matematika Adit
semester 1 tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut:
a.
sajikan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu.
2.
kemudian satu persatu masukkan dalam grafik garis.
14.
Analisis Data
Menurut
Maryati(2013:235-237) analisis data yang sering digunakan adalah mean (rataan
hitung), modus (nilai dengan frekuensi tertinggi), dan median (nilai tengah).
1. Mean
Mean disebut juga nilai
rata-rata. Mean merupakan hasil bagi antara jumlah seluruh nilai dengan banyak
datum yang diamati. Contohnnya, diperoleh data nilai tugas sosiologi sebagai
berikut: 5, 7, 6, 8, 9.
Rums:x =
atau
Keterangan:
X : Mean
Xi : Nilai datum ke-i
n : Banyak
datum yang diamati
∑ : Jumlah
Mean dari data tersebut adalah
2. Modus
Menghitung modus
dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang sering
muncul diantara sebaran data (siregar, 2013:96).
Contoh : diketahui ujian UTS untuk pelajar
statistika untuk 10 orang mahasiswa, sebagai berikut: 50, 40, 70, 75,75, 80,
75, 30, 75, 80.
Jawaban: modus nilai UTS
pelajar Statistika, yaitu pada nilai 75, karena muncul 4 kali.
3.
Median
Median (Me) adalah nilai
tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun dari data terkecil sampai data
terbesar atau sebaliknnya dari data terbesar sampai data terkecil.
Rumus: Me = ½ ( 1 + n)
Dimana : n = jumlah data
Contoh: Data gaji : 50,
40, 70, 75, 75, 80, 86, 65, 30, 75.
Langkah menjawab:
Ø Urutkan data dari
terkecil sampai terbesar
30, 40, 50, 65, 70, 75,
75, 75, 80
Ø Cari posisi median
dengan rumus : Me= ½ (n + 1)
Me = ½ (9 + 1) = 5
(posisi Me pada data ke – 5)
Sehingga nilai, Me = 70.
15.
Jenis-Jenis Hubungan Antar Data
Antara data yang satu dengan yang lain
mempunyai hubungan , menurut Maryati (2001) ada 3 jenis hubungan antar data
yaitu :
a. Hubungan Simetris
apabilah sebuah variabel berhubungan
dengan variabel yang lain, tetapi adanya variabel tersebut bukan disebabkan
oleh variabel yang pertama, hubungan demikian dinamakan hubungan simetris.
Hubungan simetris terjadiapabila kedua variabel merupakan akibat dari suatu
faktor yang sama. Hubungan yang terjadi hanyalah kebetulan saja. Misalnya,
seorang peneliti menganalisis dua buah variabel, yaitu meningkatnnya pemakaian
pupuk oleh petani dan meningkatnya jumlah radio yang dimiliki petani.
Meningkatnnya penggunaan pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan faktor
yang sama, yaitu meningkatnya pendapatan para petani.
b. Hubungan Asimetris
Apabila sebuah variabel berhubungan
dengan variabel yang lain tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik, hubungan
itu disebut asimetris. Misalnya,
hubungan antara “rajin” dan “sukses” atau pendidikan dan prilaku sosial.
c. Hubungan Timbal Balik (Resiprokal)
Apabila kedua variabel saling
mempengaruhi secara timbal balik (dua arah), hubungan itu disebut hubungan
timbal balik. Dengan perkataan lain, variabel X mempengaruhi variabel Y dan
sebaliknya Y mempengaruhi X. Dalam hubungan ini, kita tidak tahu mana sebab dan
man akibat. Misalnya, tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi
penghasilan seseorang.
16. Bagian-Bagian Laporan Penelitian
MenurutWrahatnala(2009 :167-168) bagian
– bagian laporan penelitan sebagai berikut :
a. Bagian Awal
Bagiam awal penulisan biasannya
antara penulisan laporan penelitian yang bersifat kuantitatif dan kualitatif
tidak jauh berbeda, bahkan dapat dikatakan sama saja. Karena ini sudah mengacu
pada format penulisan yang baku.
Bagian
awal laporan penelitian berisi hal-hal sebagai berikut.
i.
Halaman judul
ii.
Halaman Pengesahan
iii.
Halamn Persembahan
iv.
Halaman Motto
v.
Kata Pengantar
vi.
Daftar Isi
vii.
Daftar Tabel (bila
ada)
viii. Daftar Gambar (bila ada)
ix.
Daftar Lampiran
x.
Abstarksi
b.
Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian inti dari laporan
penelitian. Format pada bagian ini antara penelitian kualitatif dan kuantitatif
tidak jauh berbeda. Namun agar lebih spesifik, perlu kita lihat dua buah
kerangka untuk masing-masing jenis laporan penelitian itu.
1)
Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kuantitatif
Bab
I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Permasalahan
B. Tujuan Penelitian
C. Definisi Variabel
Bab
II Landasan Teori
A. Telaah Pustaka
B. Hipotesis
Penelitian
Bab
III Metode Penelitian
A. Variabel dan Operasionalisasinya
B. Sasaran Penelitian
C. Alat Pengumpulan Data
D. Prosedur Penelitian
E. Cara Analisis Data
Bab
IV Hasil Analisis
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
Bab
V Pembahasan dan Kesimpulan
A. Pembahasan
B. Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi)
2)
Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif
Bab
I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Permasalahan
B. Perumusan Masalah
dan Pembatasan Permasalahan
C. Tujuan, Kegunaan,
dan Prospek Penelitian
D. Kerangka Kerja
Konseptual (Conseptual Framework)
E. Tinjauan Pustaka
F. Sistematika
Penulisan
Bab
II Gambaran Umum
A. Deskripsi tentang
Subjek Penelitian
B. Petunjuk Studi (Penelitian)
Bab
III Metodologi
A. Deskripsi Latar,
Entri, dan Kehadiran Peneliti
B. Deskripsi Peneliti
sebagai Alat dan Metode Penelitian yang Digunakan
C. Tahap-Tahap
Penelitian dan Pengumpulan Data
D. Proses Pengolahan
dan Analisis Data
Bab
IV Penyajian Data
A. Deskripsi Penemuan
B. Deskripsi Hasil
Analisis Data
C. Penafsiran dan
Penjelasan
Bab
V Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
A. Perpanjangan Kehadiran Pengamat
B. Diskusi Rekan Sejawat
C. Analisis Kasus Negatif
D. Kecukupan Referensial
E. Triangulasi: Metode, Sumber, Peneliti
F. Pengecekan Anggota
G. Auditing
Bab
VI Kesimpulan dan Rekomendasi
c. Bagian Akhir
Pada
bagian akhir penulisan laporan penelitian ini antara penelitian kualitatif dan
kuantitatif juga sama, yaitu berisi daftar pustaka dan lampiran.
17. Mempresentasikan Laporan Penelitian Dalam
Diskusi Kelas
Setelah laporan hasil penelitian
selesai disusun, tahap selanjutnya adalah mempresentasikannya dalam forum
diskusi kelas. Bentuk diskusi kelas yang biasa digunakan antara lain the social problem meeting, the opened
meeting dan the educational diagnosis meeting (Wrahatnala 2009: 170)
- the social problem meeting
pada
bentuk ini para siswa berdiskusi tentang masalah-masalh sosial di kelas atau
dilingkungan sekolahnya, dengan harapan setiap siswa terpanggil untuk belajar
dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya diskusi
mengenai pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang sering dilakukan oleh para siswa.
- The Opened Meeting
bentuk
diskusi ini mengarahkan para siswa berdiskusi mengenai apa saja yang
berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Misalnya diskusi mengenai
hobi, kebiasaan atau cita-cita.
- The Education Diagnosis Meeting