Saturday, June 29, 2019

Materi Sosiologi Metode Penelitian Sosial



METODE PENELITIAN SOSIAL

Setelah mempelajari materi yang dibawah ini diharapkan siswa mampu:
1.    Mendeskripsikan 3 Pengertian penelitian menurut Ahli
2.    Mendeskripsikan Karakteristik penelitian
3.    Mendeskripsikan Fungsi penelitian
4.    Menglasifikasikan Jeni-jenis Penelitian
5.    Menyusun Rancangan Penelitian Sosial
6.    Menentukan topik atau masalah sosial sebagai fokus penelitian
7.    Membedakan perbedaan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif
8.    Memilih subjek penelitian sebagai sumber data dan informasi
9.    Menentukan teknik pengambilan sampel
10.     Mengumpulkan data data yang sesuai dengan masalah atau fokus penelitian.
11.     Mengolah data hasil penelitian
12.     Menyajikan data hasil penelitian
13.     Menganalisis data hasil penelitian
14.     Menyusun garis besar laporan penelitian
15.     Menyusun hasil penelitian
16.     Mengkomunikasikan hasil penelitian           
17.     Mempresentasikan Laporan Penelitian Dalam Diskusi Kelas
Ø 
1.      Pengertian penelitian
Beberapa definisi penelitian menurut pendapat para ahli di antaranya adalah sebagai berikut (Wrahatnala, 2009).
a.       Sutrisno Hadi
Penelitian adalah usaha menemukan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan, mengembangkan, mem- perluas, dan menggali lebih dalam apa yang telah ada, serta menguji kebenaran terhadap apa yang sudah ada tetapi diragukan kebenarannya.
b.      Soerjono Soekanto
Penelitian merupakan proses pengungkapan kebenaran yang didasarkan pada penggunaan konsep-konsep dasar yang dalam sosiologi dikenal sebagai sebuah ilmu.
c.       Marzuki
Penelitian adalah suatu usaha mengumpulkan, mencari, dan menganalisis fakta-fakta suatu masalah.
2. Karakteristik Penelitian
Menurut Wrahatnala (2009:101-102)penelitian memiliki beberapa karakteristik kerja ilmiah di antaranya :

a. Memiliki Tujuan
Maksudnya bahwa kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari kerangka tujuan pemecahan permasalahan. Hasil penelitian harus memberikan penjelasan akan fenomena yang menjadi pertanyaan penelitian dan harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan.
b. Harus Sistematik
Artinya langkah-langkah yang ditempuh sejak dari persiapan, pelaksanaan, sampai pada penyelesaian laporan penelitian harus terencana dengan baik dan mengikuti metodologi yang benar.
c. Terkendali
Maksudnya dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menentukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkan dari fenomena lain yang mengganggu.
d. Objektif
Maksudnya bahwa semua pengamatan, telaah yang dilakukan, dan kesimpulan yang diambil oleh peneliti tidak boleh didasari oleh subjektivitas pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan pihak lain.
e. Tahan Uji
Maksudnya penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari telaah yang didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar, sehingga siapapun yang akan melakukan replikasi terhadap penelitian termaksud tentu akan sampai pada kesimpulan yang serupa.
3. Fungsi penelitian
MenurutWrahatnala(2009:102) fungsi penelitian sebagai berikut :
a      Fungsi verifikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
b      Fungsi eksploratifatau penjajaganadalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
c      Fungsi developmen tatau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
4. Jeni-jenis Penelitian
Adapun Jenis-jenis penelitian menurut Maryati(2016: 168-170) sebagai berikut :
1. Penelitian Berdasarkan Tujuannya
a.    Penelitian Dasar
Kegiatan utama penelitian dasar adalah mengumpulkan informasi guna menyusun konsep dan hubungan, serta teori untuk menemukan prinsip-prinsip umum mengenai suatu topik yang nyata dalm masyarakat. Contohnya, penelitian yang dilakukan Cliford Geertz mengenai Islam di Jawa.
b.    Penelitian Terapan
Penelitian terapan berusaha menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori dalam memecahkan suatu persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian terapan diarahkan pada penggunaan hasil penelitian secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian terapan biasanya fokus pada suatu masalah dilokasi tertentu untuk ditemukan solusinya. Contohnya, penelitian disuatu daerah mengenai seringnya terjadi tawuran anterwarga. Penlitian dilakukan untuk mengetahui penyebab dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
        Terdapat jenis lain dalam penelitian terapan, yaitu penelitian evaluasi. Penelitian evaluasi ini dilakukan untuk menilai pelaksanaan suatu program. Contohnya, pnelitian tentang evaluasi penggunaan laptop dan proyektor sebagai alat bantu mengajar guru di suatu sekolah selama satu tahun ajaran.
2. Penelitian Berdasarkan Metodenya
Menurut metodenya, penelitian dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
a. Penelitian Historik
Fokus kajian penelitian historik adalah peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Penelitian ini berdasarkan pada deskripsi lisan maupun tulisan dari objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif. Contohnya, penelitian tentang stratifikasi sosial pada masa penjajahan Belanda.
b. Penelitian Survei
Dalam penelitian survei, seorang peneliti berusaha untuk memperoleh informasi dari berbagai kelompok atau orang dengan cara penyebaran artau kuesioner. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah prtaktis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tawuran antarpelajar. Metode penelitian survei banyak digunakan oleh para peneliti sosial di Indonesia untuk mengkaji berbnagai fenomena sosial.
c. Penelitian Eksperimen
Dalam penelitian eksperimen, seorang penelitian merakayasa dan mengontrol situasi  alamiah menjadi situasi dengan tujuan penelitian.
Contohnya, kajian tentang “pengaruh guru (represif dan patrisipasi) terhadap prestasi prestasi belajar siswa”. Penelitian dilakuan dengan membagi kelas menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diajar oleh guru dengan metode pendekatan represif, sedangkan kelompok kedua diajar menggunakan pendekatan partisipatoris. Setelah periode tertentu, diadakan tes untuk mengukur prestasi belajar
d.  Penelitian Observasi
Penelitian observasi bertujuan memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku orang yang diamati. Saat melakukan penelitian itu juga, si peneliti dapat mencatat maupun merekam langsung data yang diperoleh
3. Penelitian berdasarkan taraf pemberian informasi
            Berdasarkan taraf pemberian informasi, penelitian dapat dibedakan menjadi tiga , yaitu penelitian eksplorasi , deskriptif, dan eksplanasi.
1.      Penelitian eksploratif. Penelitian ini menggali suatu gejala yang  masih baru. Mengingat bahwa topik yang akan diteliti merupakan topik yang baru, maka penelitian ini memiiliki sifat kreatif, fleksibel, serta terbuka pada berbagai informasi yang ada. Penelitian ini biasanya menghasilkan teori-teori baru atau pengembangan dari teori  yang sudah ada. Penelitian ini biasa didentikkan denga  penelitian yang mwnggunakan pertanyaan “apa” dan “siapa”. Tujuan penelitian ini adalah:
·         Untuk mengembangkan gagasan dasar mengenai topik baru, dan
·         Memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
2.      Penelitian deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang suatu gejala atau fenomena. Penelitian ini eksploratif telah menyediakan gagasan dasar sehingga penelitian ini mengungkapkan secara lebih detail. Penelitian ini didentikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan “bagaimana”. Tujuan dari penelitian ini adalah:
·         Mengggambarkan mekanisme sebuah proses, dan
·         Menciptakan seperangkat kategori atau pola.
3.      Penelitian eksplanasi, penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat. Penelitian ini seringkali diindektikkan dengan penelitian yang menggunakan pertanyaan  “mengapa” dalam upaya mengembangkan informasi yang ada. Tujuan adalah penelitian eksplanasi adalah :
·         Menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan, dan
·         Menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa masing-masing jenis penelitian akan memberi penekanan yang berbeda terhadap tema penelitian yang sama.
   4. Penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan
            Berdasarkan data yang dikumpulan, penelitian dibagi menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
1.    Penelitian kuantitatif menekankan pada jumlah data yang dikumpulkan. Penelitian ini hanya melihat data pada lapisan permukaa, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan jenis pekerjaan, dan besarnya penghasilan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Pendekatan penelitian ini menggunakan teknik survei.
2.    Penelitian kualitatif menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang diperoleh. Teknik yang digunakan adalah wawancara. Data yang jenis penelitian ini tidak dianalisis dengan statistik.
    5. Penelitian berdasarkan tempat pelaksanaannya
            Berdasarkan tempat pelaksanaannya, penelitian dapat dibedakan menjadi:
1.    Penelitian laboratorium. Penelitian ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan data,  melakukan analisis, mengadakan tes, serta memberikan interprestasi terhadap sejumlah data sehingga kecenderungan gerak gejala sosial dalam suatu masyarakat tertentu dapat diramalkan. Objek penelitian ini dapat berupa masalah yang bersifat teoritis dan praktis. Biasanya, penelitian laboratorium dilakukan oleh sebuah tim dengan anggota dari berbagai disiplin ilmu.
2.    Penelitian lapangan. Dilakukan dalam kehidupan sebenarnya. Contohnya, penelitian tentang kehidupan para wanita pekerja, kebudayaan masyarakat terpencil, atau harga pasar. Penelitian ini pada hakikatnya metode untuk menemukan secara khusus realistis yang tengah terjadi pada masyarakat.
3.    Penelitian  perpustakaan (kepustakaan). Bertujuan mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai materi yang terdapat diperpustakaan. Contohnya, buku, jurnal, majalah, naskah, catatan, kisah sejarah, dan dokumen lainnya. Data yang diperoleh dengan jalan penelitian perpustakaan pada hakikatnya menjadi fondasi dan alat utama bagi praktik penelitian  lapangan.   
5. Bagian-bagian Rancangan Penelitian
Adapun bagian-bagian dalam rancangan penelitian menurut Maryati(2016: 172-177) sebagai berikut :
1.      Latar belakang masalah
Dalam bagian ini, peneliti harus mengemukakan alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan penelitian. Singkatnya yang harus ada dalam bagian ini adalah mengapa masalah itu perlu diteliti dan apa yang melatarbelakanginya. Di latar belakang masalah, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut harus diuraikan. Jawaban harus disertai pula pemaparan alasan yang kuat bagi dilakukannya suatu penelitian. Dalam latar belakang masalah, dikemukakannya suatu penelitian. Dalam latar belakang masalah, dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan studi kepustakaannya,. Beberapa ahli menyebut kegiatan ini prasurvei untuk memperkuat alasan seseorang peneliti dalam mengambil sebuah topik permasalahan.
Alasan pemilihan masalah tentu beragam, tergantung tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Dalam menentukan suatu masalah, hal yang perlu dipertimbangkan adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam keidupan sehari-hari masyarakat, serta aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga. Hal-hal itu kemudian menjadi alasan bagi peneliti untuk mengajukan topik tersebut.
Pertanyaan yang perlu ada dalam benak peneliti ketika membuat latar belakang masalah, adalah “kenapa masalah ini penting?” Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti akan memulainya dari suatu yang umum hingga pada akhirnya menyempit pada titik permasalahn. Contohnya, peneliti ingin meneliti pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan sosial anak. Peneliti akan mulai memaparkan latar belakang masalahnya dengan menyoroti perkembangan permainan modern dan sosial media. Selanjutnya, peneliti mendeskripsikan fakta tentang permainan tradisional yang mulai ditinggalkan dan pola sosialisasi anak yang semakin hari semakin individual. Akhirnya peneliti akan masuk pada keterkaitan antara permainan tradisional dan keterampilan sosial anak.
2.      Perumusan masalah
Perumusan masalah penelitian merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah, tetapi berbeda penekanan. Pada permasalahan penelitian, pertanyaan yang ingin diangkat adalah “Apa yang terjadi permsalahan dalam tema ini?” kembali ke contoh dalam bagian latar belakang masalah tentang pengaruh prmainan tradisional terhadap keterampilan sosial anak. Dalam perumusan masalah, peneliti akan masukkan unsur-unsur yang dapat menjadi jawaban atas pertanyaan di atas. Peneliti dapat memulainya dengan menjelaskan pentingnya keterampilan bersosialisasi dalam perkembangan kepribadian anak, kemudian menjelaskan dampak permainan modern terhadap pola sosialisasi.
Terakhir, peneliti dapat menjelaskan pengaruh positif permainan tradisional terhadap keterampilan sosial anak. Jangan lua untuk menambahkan data-data pendukung baik data statistik maupun data lainnya.
3.      Pertanyaan penelitian
Dari permasalahan yang telah dipaparkan, peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian berfungsi sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan. Ini karena pertanyaan penelitian adalah hal-hal yang ingin dijawab melalui penelitian. Selain itu, pertanyaan penelitian menjadi ‘rambu-rambu” sehingga penelitian dapat terfokus. Seorang peneliti sebaiknya merancang pertanyaan penelitian tidak lebih dari tiga pertanyaan.
Contoh:
1.      Bagaimana keterampilan sosial anak yang tidak memainkan permainan tradisional?
2.      Bagaimana keterampilan sosial anak yang memainkan permainan tradisional?
Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara permainan tradisional terdapat peningkatan keterampilan sosial anak?
4.      Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Contoh :
Rumusan masalah       : Bagaimana pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan keterampilan sosial anak?
Tujuan penelitian         :   Mengetahui pengaruh permainan tradisional terhadap keterampilan sosial anak.
Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila masalah peneleitian merupakan hal yang dipertanyakan dan tjuan penelitian merupakan jawaban yang ingin dicari, maka kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh.
5.      Manfaat peneitian
Manfaat penelitan merupakan kegunaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui sebuah peneltian. Contohnya, mengenalkan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan kepada anak-anak. Selain bersifat praktis, manfaat penelitian juga dapat bersifat teoritis. Contohnya, menambah khasanak pengetahuan tentang faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan sosial anak.
6.      Landasan teori
Landasan teori merupakan telah masalah penelitian berdasarkan teori-teori atau bacaan-bacaan. Landasan teori adalah dasar teoritis bagi penulis untuk menjawab masalah penelitian.
Agar memiliki pengetahuan yang luas terhadap masalah penelitian, seorang peneliti haruslah membaca berbagai bacaan yang relevan dengan peleitian, mulai dari konsep-konsep tentang variabel penelitian hingga metodologi penelitian, seperti jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Bacaan-bacaan tersebut akan sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian yang benar.
Bebeapa jenis penelitian tidak memerlukan landasan teori yang kuat, seperti jenis penelitian eksplorasi. Jenis penelitian ini membangun teori pada saat pelaksanaan penelitian. Hal ini disebabkan penilus tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah yang diteliti.
7.      Hipotesis
Hipotesis merupakan kemungkinan jawaban atas masalah penelitian. Disebut kemugkinan karena belum dibuktikan lewar penelitian di lapangan. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan variabel-variabel penelitian.
Contoh:
Hipotesis         : Permainan tradisonal berpengaruh terhadap keterampilan sosial anak.
Variabel 1        : Permainan Tradisional
Variabel 2        : Keterampilan sosial anak
Beberapa jenis penelitian tidak memerlukan hipotesis. Contohnya, jenis penelitian deskriptif yang hanya berusaha menggambarkan masalah. Dapat dikatakan bahwa penelitian menggunakan hipotesis bertujuan menguji hipotesis tersebut. Jenis penelitian yang bisa menggunakan hipotesis antara lain penelitian ekplanasi dan ekplorasi.
Hipotesis didapat dari jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dapat dibagi sebagai berikut.
1.      Hipotesis nol (H0). Hipotesis nol adalah dugaan awal sebelum dilakukan penelitian. Dugaan ini biasanya berisis apa yang ingin dipatahkan atau ditolak dengan melakukan penelitian.
Contoh : Tidak ada perbedaan tingkat kedisplinan antara siswa perempuan dan laik-laki.
2.      Hipotesis kerja atau alternatif (Ha). Hipotesis kerja adalah gugaan yang ingin dibuktikan oleh peneliti. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Contoh : Tingkat kedisplinan siswa perempuan lebih tinggi daripada kesiplinan siswa laki-laki.
            Ciri-ciri sebuah hipotesis yang baik adalah sebagai berikut.
1.        Bisa diterima dengan akal sehat.
2.        Menyatakan hubungan antarvariabel penelitian.
3.        Dapat diuji.
4.        Dinyatakan secara singkat dan dalam bentuk kalimat pernyataan.
5.        Konsisten dengan teori dan fakta yang telah dibangun. ‘
8.      Metode penelitian’
      Dalam bagian metodologi, paling tidak terdapat empat bagian inti, yakni jenis penelitian,unit analisis. teknik pengumpulan data dan teknik analisis data..
9.      Jenis penelitian
Jenis penelitian pada intinya merupakan bentuk penelitian yang ingin dilaksanakan oleh penelitian. Jenis penelitian berkaitan erat dengan masalah penelitian dan cara atau teknik pengumpulan data.
Contoh: Bila masalah penelitian adalah mencari hubungan antarvariabel, maka jenis penelitian eksplanasi dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara pendukung.
10.  Unit analisis
Unit analisis merupakan satuan atau objek yang diteliti. Contohnya, sebuh organisasi (sekolah, pemda, DPR, dan sebagainya), kelompok masyarakat (golongan miskin, penggangguran, dan mahasiswa), dan individu.
11.  Teknik pengumpulan data
Sebelum membahas teknik pengumpulan data, kita perlu mengetahut data terlebih dahulu. Secara umum, data terbagi atas data primer dan sekunder.
1.      Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan penelitian, seperti data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan atau wawancara langusng dengan objek penelitian.
2.      Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari lapangan, misalnya dari koran, dokumen, dan bacaan lainnya.
Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah kuesioner atau angket, wawancara, observasi, dan studi literatur. Teknik yang digunakan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sampel yang digunakan. Contohnya, bila sampel yang digunakan dalam jumlah besar, teknik pengumpulan data yang tepat digunakan adalah teknik kuesioner. Namun, dalam penelitian sosial, biasanya para peneliti menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mengurangi kesalahan atau bias data dari teknik yang digunakan.
Teknik-teknik pengumpulan data tersebut memiliki alat atau instrumen pengumpulam data masing-masing. Teknik kuesioner menggunakan instrumen kuesioner atau angket. Teknik wawancara mengggunakan instrumen pedomen wawanacara. Teknik observasi menggunakan pedoman observasi. Teknik studi literatur menggunakan instrumen literatur yang ada.
12.  Teknik anaisis data
Teknik analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan. Hasil analisis data ini merupakan jawaban atas pertanyaan masalah yang diajukan peneliti pada bagian perumusan masalah.
Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis penelitian. Berdasarkan hal tersebut, teknik analisis data dibagi atas dua macam teknik, yakni kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data secara kuantitatif menggunakan rumus-rumus statistik dalam mengolah data. Teknik analisis data secara kualitatif menggunakan analisis fenomena yang terjadi dilapangan dikaitkan dengan teori yang ada. Teknik analisis ini dapat kita pelajari lebih dalam pada bagian lain buku ini.
Hamenentukan topik                                                                    6. PerbedaanPenelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
AdapunPerbedaan antara pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Menurut Maryati (2016: 180-181)
Aspek
Kuantitatif
Kualitatif
Masalah yang diteliti
Menekankan beberapa variabel
Menekankan banyak aspek dari suatu variabel
Tujuan
Menguji teori dan menegakkan fakta-fakta
Mengembangkan kepekaan konsep dan penggambaran realitas yang tidak tunggal
Objek yang diteliti
Perilaku manusia dan fenomena alam
Perilaku manusia, proses kerja
Sampel
Besar, memiliki kelmpok kontrol yang dipilih secara random dengan pertimbangan strata yang ada
Kecil, tidak representatif dengan tujuan tertentu
Metode pengumpulan data
Angket, wawancara, observasi, check list
Lebih menekankan pada observasi dan wawancara
Bentuk data
Berupa angka atau data kualitatif yang diangkakan
Kata-kata, kalimat, gambar, perilaku, replika, manuskip
Sifatnya
Deskriptif, komparatif, asosiatif
Deskriptif

7. Pengertian Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Menurut  Bungin dalam Siregar (2013) populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya.
2.      Sampel
Menurut Siregar (2013) Sampel adalah suatu prosedur pengambilan dat dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.
8.Teknik Pengambilan Sampel
            Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
1.      Teknik Pengambilan Sampel Acak (Probability Sampling)
sampel probability adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, stratified random sampling, proportional stratified randam sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling(Noor,2014)
a        Simple Random Sampling
Teknik simple random sampling adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memerhatikan tingkatan yang ada dalam populasi,tiap elemen populasi  memiliki peluang yang sama dan diketahui untuk terpilih jadi subjek
b        Stratified Random Sampling
Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkat-tingkat atau strata, pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara  acak karena setiap tingkatan harus terwakili. Contohnya, kita akan melakukan penelitian di salah satu SMA. Hal yang akan diteliti adalah tingkat partisipasi siswa dalam diskusi dikelas . untuk itu, setiap jenjang tingkat harus terwakili . artinnya, harus terdapat wakil yang akan dijadikan sampel penelitian dari siswa kelas satu sampai kelas tiga. Sampel berstrata digunakan apabila kita berpendapat bahwa ada perbedaan ciri atau karakteristik antarastrata yang ada, dan perbedaan tersebut memengaruhi variabel
c         Proportional Stratified Randam Sampling
Proportional sampel adalah teknik pengambilang sampel dimana jumlah sampel yang diambil dari setiap strata atau kelompok sebangding dengan proporrsional ukutannya (Siregar, 2013:31).
Contohnya:  perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing strata (tingkatan), jika diketahui jumlah sampel yang diambil  120 orang.
Ø  Ukuran sampel = 120
Ø  Proporsi sampel untuk setiap strata = 120/1200 = 0,1
Ø  Setiap jumlah sampel dari setiap strata dikalikan proporsi sampel.
Misalnya:  jumlah sampel SD = populasi SD x proporsi
                                                 = 150 x 0,1 = 15 orang.
d        Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportional stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sampel didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.
e         Cluster Sampling
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari cluster tersebutbisa diambil seluruhnnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel , anggota populasi di setiap cluster tidak perlu homogen.
2.      Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak (Nonprobability Sampel)
sampel probability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel.Menurut Noor (2011:155) Teknik ini meliputi purposive sample, quota sample, dan snow-ball sampling.
a        Sampel bertujuan (purposive sample)
Purposive sampling merupakan teknik penenteuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti akan meneliti tentang pola pembinaan olah raga renang.  Maka, sampel yang diambil adalah pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasannya dilakukan pada penelitian kualitatif.
b        Sampel kuota (quota sample)
Quota sampling adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Misalnnya,akan dilakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) terhadap kemampuan dosen memberikan kuliah. Jumlah sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekola.
c         Sampel yang diambil beruntun (snow-ball sampling)
Snowball Sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju. Misalnya, akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah lima orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan  yang diteliti.
9. Pengertian Data
Menurut Maryati(2016: 189)Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi, dan situasi. Untuk mencapai tujuan penelitian , peneliti memerlukan  data yang benar yang dapat diperoleh di lapangan sesuai dengan topik penelitiannya. Contohnya, angka gizi buruk meningkat di indonesia. Kemana peneliti harus mencari data ? data bisa didapat dari departemen kesehatan atau dari lembaga lain yang terkait. (maryaty, 2013: 190)
10. Syarat-syarat Data
            Menurut Maryti (2016: 190) Data yang baik memiliki syarat sebagai berikut:
1.      Data harus objektif atau sesuai dengan kenyataan.
2.      Data harus dapat mewakili (representatif)
3.      Data harus mendekati kebenaran
4.      Data harus up to date
5.      Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan.
11. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu, Angket, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan.


  1.  Angket (kuestioner)
Angket atau kuestioner adalah sebuah cara atu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan menyebarkan sejumlah lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para responden (Suryati, 2012:128). Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal lain yang ia ketahui (Elisanti, 2009:67).
Jadi angket adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan kertas yang berisi daftar pertanyaan kepada responden dan harus dijawab oleh responden.Setelah yang telah dijawab oleh responden tersebut harus dikembalikan agar peneliti dapat mengolahnya.
Sebelum angket disusun harus melalui prosedur sebagai berikut:
a.              Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket.
b.              Mengidentifikasi variabel sasaran angket.
c.              Menjabarkan variabel menjadi subvariabel menjadi spesifik dantunggal.
d.             Menentukan jenis data, sekaligus menentukan teknikanalisisnya.
Berdasarkan pertanyaan dalam angket atau kuestioner dapat dibedakan menjadi empat yaitu pertanyaan tertutup, terbuka, semiterbuka, dan pertanyaan kombinasi tebuka dan tertutup.
a.     Angket dengan pertanyaan tertutup.
yaitu angket yang apabila pertanyaannya disertai dengan pilihan jawaban yang sudah ditentukan oleh peneliti ,seperti “ya atau tidak” dan dapat pula berbentuk pilihan ganda (Bondet, 2009:127). Dengan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya maka tertutuplah kesempatan responden menggunakan jawaban lain.
Contoh:
1.      Sanksi apa yang sesuai jika siswa terlambat dating ke sekolah?
a.       Ya
b.      Tidak
1)      Kelebihan angket tertutup
a)      Mudah diisi karena responden tidak menuliskan buah pikirannya
b)      Tidak memakan waktu lama untuk mengisinya
c)      Responden dapat dengan mudah,  jujur, dan tidak malu dalam menjawab yang diajukan.
d)     Dapat dijwab pada waktu senggang.
e)      Kemungkinan angket dikembalikan besar.
f)       Mudah diolah
g)      Dapat dibagikan serentak
h)      Biayanya murah
2)      Kelemahan angket tertutup
a)      Responden tidak dapat memberikan alternative jawaban karena alternative jawaban telah ditentukan sebelumnya.
b)      Jawaban yang dipilih kadang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapat responden
c)      pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket dapat ditafsirkan secara salah dan tidak ada waktu untuk menjelaskannya.
b.      Angket dengan pertanyaan terbuka
yaitu angket yang apabila dalam daftar pertanyaan tidak diberi pilihan jawaban, sehingga memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan keinginannya sendiri (Bondet, 2009:128).
Contoh: hukuman apa yang paling sesuai jika siswa tidak mengerjakan PR?
Dalam pertanyaan semacam ini, responden memiliki jawaban sendiri sehingga akan ada keragaman jawaban yang diberikan oleh tiap responden misalnya, dipulangkan agar jerah, tidak diberi nilai dll.
1)      Kelebihan angket terbuka
a)      Responden diberikan kebebasan untuk menjawab sesuai dengan pendapatnya
b)      Fariasi jawaban dapat memperluas pandangan peneliti
c)      Kelemahan angket terbuka
d)     Responden harus memberikan buah pikirannya untuk peneliti
e)      Kemungkinan angket dikembalikan kecil karena responden enggan menjawabnya.
f)       Sulit diolah karena jawabannya beragam
g)      Memakan waktu lama untuk menjawabnya
c.       Angket dengan pertanyaan semi terbuka
Pada angket ini, responden menjawab pertanyaan yang telah tersedia dan diberi kebebasan untuk menuliskan alternative jawaban jika pada pilihan jawaban tidak ada atau kurang cocok dengan hatinya.
Contoh:
1.      Sanksi apa yang paling sesuai jika siswa terlambat dating ke sekolah?
a.       Diberi teguran
b.      Tidak dibiarkan masuk kelas
c.       Diberi tugas tambahan
d.      . . . . . . .(sebutkan).
1)      Kelebihan angket jenis ini
a)      Responden diberi kebebasan untuk menjawab sesuai pendapatnya
b)      Peneliti memperoleh ragam jawaban yang sebelumnya tidak tertampilkan
2)      Kelemahan angket semi terbuka adalah:
a)      Sulit mengolahnya karena memiliki jawaban yang banyak
d.      Angket dengan kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka
yaitu angket di mana dalam daftar pertanyaan, selain menentukan atau memberikan alternative jawaban juga memberi keleluasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan (Bondet, 2009:128)
Contoh:
1.      Apakah anda setuju jika siswa yang telat dating ke sekolah diberi hukuman?
a.       Setuju
b.      Tidak setuju
Jika anda setuju hukuman apa yang sesua untuk siswa atersebut?
Jika anda tidak setuju berikan alasannya.
1)      Kelebihan angket jenis ini antar lain:
a)      Peneliti dapat menggali lebih dalam alasan responden memilih jawaban
2)      Kelemahan angket kombinasi tertutup dan terbuka
a)      Responden harus memberi buah pikirannya untuk peneliti
b)      Kesulitan peneliti untuk mengolah buah pikiran responden.
2.  Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan, yang bertujuan memperoleh informasi (Bondet, 2009:130).Dalam hal ini pewawancara memberikan pertanyaan dan nnarasumber yang memberikan jawaban.Esterbeg(2002 dalam Sugiono, 2014:231) mengatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.
Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan guna menemukan masalah yang ingin diteliti.
Untuk mendapatkan data melalui wawancara, perlu persiapan yang matang karena kita mungkin perlu mengeksplorasi jawaban yang diharapkan dari responden.Sikap ketika datang, keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan peneliti akan sangat berpengaruh terhadap jawaban responden. Dalam melakukan wawancara sebaiknya pewawancara menggunakan alat bantu, seperti alat tulis, perekam dan daftar pertanyaan.
Ada bermacam-macam jenis wawancara antara lain:
a.       Berdasarkan pedoman wawancara, pedoman wawancara dibedakan atas:
1)      Pedoman wawancara terstruktur/terstandar
Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci, seperti halnya kuesioner.Pedoman wawancara terstruktur terdiri dari sederetan pertanyaan.Pewawancara memberikan tanda centang pada pilihan jawaban yang telah tersediah.
Pedoman wawancara terstruktur digunakan apabila penelitih telah mengetahuidengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
2)      Pedoman wawancara tidak terstruktur
wawancara dengan pertanyaan yang tidak disusun terlebih dahulu, dan biasanya pertanyaan ini mengalir begitu saja, mengikuti alur pembicaraan yang telah diciptakan. Jenis penelitian ini cocok untuk penelitian kasus.
a.       Ditinjau dari pelaksanaaya, wawancara dibedakan atas 3 yaitu:
1)      Wawancara bebas
Dalam wancara ini, pewawancara secara bebas bertanya kepada narasumber tanpa harus menggunakan acuan pertanyaan.
Kebaikan metode jenis ini adalahresponden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai. Sedangkan kelemahannya adalah arah pertanyaannya kurang terkendali
2)      Wawancara terpimpin
Pada metode ini, pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci, seperti pada wawancara terstruktur.
3)      Wawancaraa abebas terpimpin
Wawancara jenis ini merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin
b.      Sedangkan berdasarkan tujuannya, wawancara dapatdibedakan menjadi dua bentuk, yaitu:
1)      Wawancara Survei
Wawancara survei bertujuan mencari data untuk suatu populasi tertentu.
2)      Wawancara Diagnosti
Wawancara diagnostik bertujuan mendiagnosis seseorang tentang masalah yang dihadapi.
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang cair agar responden mau menjawab pertanyaan yang dimiliki. Oleh karena itu seorang pewawancara harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
a.       Netral
Pewawancara tidak berkomentar jika ada ketidaksetujuan terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam semua keterangan responden baik yang menyenagkan maupun yang tidak menyenagkan.
b.      Ramah
Pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang mampu menarik perhatian responden.
c.       Adil
Pewawancara harus mampu memperlakukan semua responden secara sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keadaannya
d.      Hindari keteganagan
Pewawancaha harus menghindari ketegangan, jangan sampai responden merasa dihakimi atau diuji.Pewawancara harus dapat mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.
 Ada Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil wawancara antara lain:
1)      Pewawancara.
Seorang pewawancara yang baik harus memiliki syarat, seperti keterampilan mewawancarai, motifasi yang tinggi, rasa aman, tidak ragu menyampaikan pertanyaannya.Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang mampu merangsang responden untuk menjawabnya, menggali semua jawaban dan mencatat semua hasil wawancara.
2)      Informan
Responden dapat mempngaruhi data yang dikumpulkan karena jawaban yang diberikan responden tergantung apakah ia dapat mengerti pertanyaan dan mau menjawab pertanyaan dengan jujur dan baik.
3)      Topic penelitian.
Kesediaan responden menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pewawancara tergantung apakah ia tertarik pada masalah itu dan apakah topic tersebut sensitive atau tidak dan sesuai atau tidak dengan latar belakanggnya.
4)      Situasi wawancara
Situasi wawancara adalah situasi yang timbul karenafaktor-faktor waktu,tempat,ada tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat pada umumnya.
Setiap teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data terdpat kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
a.       Kelebihan teknik wawancara adalah:
1)      Dapat dipergunakan kepada responden yang tidak menguasai baca-tulis, termasuk anak-anak
2)      jika terdapat pertanyaan yang sulit dipahami pewawancara dapat memberikan penjelasan seperlunya
3)      dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pembanding atau dengan melihat ekspresi wajah serta gerak-gerik responden.
b.      kekurangan teknik wawancara adalah
1)      memerlukan biaya yang cukup besar untuk perjalanan dan ongkos pengumpul data
2)      hanya dapat menjangkau responden yang bersifat terbatas
3)      kehadiran pewawancara mungkin akan mengganggu responden.
3.  Observasi
Seringkali observasi diartikan sebagai suatu aktifitas sempit, yakni memerhatikan sesuatu dengan mata telanjang. Didalam pengertian psikologi, obserfasi meliputi kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan  seluruh panca indra (maryati,2012:132). Dalam hal ini obserfasi dapat dilakukan menggunakan indra penglihatan, penciuman, peraba, pendengar dan pengecap.
Sutrisno Hadi 1986 dalam Sugiono (2014:145) mengatakan bahwa obserfasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Obserfasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kelakuan manusia, keadaan, kondisi, atau situasi dari objek yang diteliti dan mencatat setiap keadaan yang diamatinya
Menurut Sofian Siregar (2012:19) obserfasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitin langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian sehingga didapat gambaran yang jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa obserfasi adalah teknik pengumpulan data dengn cara mengamati secara langsung keadaan, kondisi, maupun situasi dari objek penelitian.
Observasi dapat dikatakan sebagai instrument pengumpulan data apabila obserfasi tersebut memenuhi beberapa kriteria seperti:
a.       Pengamatan telah direncanakan secarah sistematis
b.      Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian
c.       Pengamatan harus dicatat secara sistematis
d.      Pengamatan dapat dicek dan dikontrol kebenarannya
Menurut Bagja waluya (2009) Ciri observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki sifat-sifatsebagai berikut.
a.       Mempunyai arah dan tujuan yang khusus.
b.      Observasi ilmiah tidak dilakukan secara untung-untungan atausesuka hati dalam usaha mendekati situasi atau objeknya, tetapidilakukan secara sistematis dan berencana.
c.       Observasi sifatnya kuantitatif, yaitu mencatat sejumlah peristiwatentang tipe-tipe tingkah laku sosial tertentu.
d.      Observasi melakukan pencatatan dengan segera, secepatnya,tidak menyandarkan diri pada kekuatan ingatan
e.       Menuntut adanya keahlian, dilakukan oleh orang terlatih untuktugas ini.
f.       Hasil observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjaminreliabilitas dan validitasnya.
Metode pengumpulan data menggunakan observasi memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
a.       Kelebihan observasi adalah sebagai berikut:
1)      Data yang diperoleh actual/uptudate, artinya data yang diperoleh langsung dari tempat kejadian
2)      Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
b.      Kelemahan observasi adalah sebagai berikut.
1)      Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat menunggu dan mengamati sampai tingkah laku terjadi.
2)      Tingkah laku yang bersifat criminal sukar diperoleh
3)      Membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan data yang diinginkan.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data obserfasi dapat dibedakan menjadi obserfasi partisipasi (participant observation) dan observasi nonpartisipasi (non participant observation)
a.       Observasi partisipasi
Observasi langsung atau biasa di sebut sebagai observasi partisipasi adalah observasi dimana peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang sedang diamati (Laning 2009:101). Peneliti juga melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan turut merasakan suka dan dukanya. Dengan demikian data yang diperoleh akan lengkap dan peneliti akan mendapatkan makna dari setiap prilaku yang tampak.(Marshal 1995 dalam Sugiono,2014:226) mengatakan bahwa melalui obserfasi, peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut.
b.      Observasi nonpartisipasi
Obserfasi nonpartisipasi adalah obserfasi dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiono 2014). Observasi nonpartisipasi ini tidak akan sampai pada tingkat makna. Dengan kata lain peneliti tidak mendapatkan nilai-nilai dibalik prilaku yang tampak.
4.   Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan sumber dokumen tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, misalnya dari sumber dokumen, buku, koran, dan majalah (Ruswanto, 2009:151). Dokumen bukan hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan sejarah.
Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dll.Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang berbentuk gambar, patung, filem, dan lain-pain.Studi dikumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Adapun berita-berita yang dapat dijadikan sebagai sumberdata harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a.       Objektif dan apa adanya.
b.      Tidak memihak, sehingga tidak menyesatkan pengumpul data.
c.        Mengandung wawasan ilmiah.
d.      Beritanya bersifat aktual.
Menurut Sugiono (2014:240) ada beberapa kelemahan dari dokumentasi karena tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi seperti foto.Banyak foto yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya karena dibuat untuk kepentingan tertentu.Selain itu autobiografi ditulis sering bersifat subjektif.
      5 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti. Studi kepustakaan dapat dilakukan dari berbagai sumber, seperti buku, koran, majalah, naskah, catatan sejarah, arsip, laporan penelitian terdahulu. Termasuk di dalamnya adalah rekaman berita dari radio, televisi dan media elektronik lainnya. (Maryaty, 2013 : 213)
Pengumpulan data melalui metode studi kepustakaan memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
1)        Data yang diperoleh mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan penelitian karena dikumpulkan oleh orang lain.
2)        Sulit menilai akurasi data yang disajikan.
3)        Data tidak terlalu relevan dengan situasi saat ini.
Di samping beberapa kelemahan tersebut, penggunaan metode ini memiliki keuntungan , yaitu lebih murah dan praktis. Seorang peneliti hanya membutuhkan ketekunan untuk mengunjunggi tempat-tempat yang menyediakan sumber data, seperti perpustakaan, museum, tempat penyimpanan arsip, kantor-kantor berita, stasiun televisi dan radio.
12.Pengolahan Data
            Menurut Siregar pengolah data dalam penelitian ada 2 yaitu :
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak diburtuhkan. Tujuan dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang terdapat pada catatan di lapangan. Pada kesempatan ini, kesalahan data dapat diperbaiki dan kekurangan data dapat dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara penyisipan data data (interpolasi).
            Dalam melakukan proses editing data, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses editing, antara lain
a. Pengambilan sampel
            perlu dicek saat pengambilan sampel sudah memenuhi kaidah-kaidah pengambilan sampel atau belum. Kegiatan berupa pengecekan kategori sampel, jenis sampel yang digunakan dan penentuan jumlah sampel.
b. kejelasan data
            kegiatan pada tahap ini adalah mengecek apakah data yang telah masuk dapat dibaca dengan jelas, jika terdapat tulisan tangan atau singkatan yang kurang jelas perlu dilakukan verifikasi kepada pengumpul data.
c. kelengkapan isian
            tahap ini dilakukan pengecekan apakah isian responden ada yang kosong atau tidak, bila kosong ada dua kemungkinan pertama memang tidak ada jawaban atau kemungkinan kedua responden menolak menjawab.
d. Keserasian jawaban
            tahap ini dilakukan pengecekan keserasian jawaban responden , ini dilakukan untuk menghindari terjadinnya jawaban responden yang bertentang, misalnya pada pertanyaan status jawaban belum kawin,  sedangkan pada pada pertanyaan anak jawabannya ada dua orang anak, hal ini menunjukkan jawaban yang tidak konsisten perlu dilakukan verifikasi.
2. Coding
Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu  pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data atau identitas data yang akan dianalisis.
Berikut ini contoh codeting.
a. Status         
Status
Kode
Belum nikah
01
Nikah
02

b. Kode daerah penelitian
Kecamatan
Kelurahan
Kode
1
1
1.1.1
2
1.1.2
3
1.1.3

13. Penyajian Data
1.    Tabel
Tabel adalah cara penyajian data berupa angka-angka yang disusun menurut kategori – kategori tertentu sehingga memudahkan untuk pembuatan analisis (Maryati, 2016: 229).
Data dapat kita sajikan dalam bentuk tabel atau daftar. Jika data yang akan disajikan cukup besar maka harus dikelompokan terlebih dahulu, kemudian di susun dalam bentuk tabel yang disebut daftar sebaran frekuensi atau daftar distribusi frekuensi.
a. Daftar Distribusi Frekuensi.
• Daftar Distribusi Frekuensi Data Tunggal.

• Daftar Distribusi Frekuensi Data Kelompok.
2.    Grafik
Penyajian data dalam bentuk grafik terlihat lebih menarik karena data tersaji dalam bentuk visual. Gambar grafik frekuensi yang banyak dipergunakan dalam metode statistik adalah histogram, polygon, kurve dan garis (Burhan Nurgiyantoro, 2004:43-44).
1. Grafik Histogram / Batang
Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variable. Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang. Sebagai sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau nilai variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertical menunjukkan frekuensi. Untuk distribusi bergolong atau berkelompok yang menjadi absis adalah nilai tengah dari masing-masing kelas (Drs. Ating Somantri, 2006:113).
contoh :            
2. Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu variable. Tampilan polygon berupa garis-garis patah yang diperoleh dengan cara menghubungkan puncak dari masing-masing nilai tengah kelas. Jadi absisnya adalah nilai tengah dari masing-masing kelas (Drs. Ating Somantri, 2006:114).
Contoh: Grafik Poligon Nilai Hasil Ujian Matematika Siswa X-B Tahun 2013-2014
3. Grafik Kurve
Kurve merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis polygon. Gambar polygon sering tidak rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi sampel. Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar polygon yang tidak rata dan terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata (Burhan Nurgiyantoro, 2004:49).
contoh: Grafik Kurve Pendekatan Bernoulli untuk Utilitas.
4. Grafik Garis
Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu keadaan. Perkembangan tersebut bias naik bias turun. Hal ini akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik. Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi (Dr. Sugiyono, 2002:34).
Contoh : Perkembangan nilai ujian matematika Adit semester 1 tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut:
a. sajikan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu.
2. kemudian satu persatu masukkan dalam grafik garis.
14.  Analisis Data
Menurut Maryati(2013:235-237) analisis data yang sering digunakan adalah mean (rataan hitung), modus (nilai dengan frekuensi tertinggi), dan median (nilai tengah).
1.    Mean
Mean disebut juga nilai rata-rata. Mean merupakan hasil bagi antara jumlah seluruh nilai dengan banyak datum yang diamati. Contohnnya, diperoleh data nilai tugas sosiologi sebagai berikut: 5, 7, 6, 8, 9.
Rums:x =  atau
Keterangan:
X : Mean
Xi : Nilai datum ke-i
n   : Banyak datum yang diamati
  : Jumlah
Mean dari data tersebut adalah
2.    Modus
Menghitung modus dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang sering muncul diantara sebaran data (siregar, 2013:96).
Contoh : diketahui ujian UTS untuk pelajar statistika untuk 10 orang mahasiswa, sebagai berikut: 50, 40, 70, 75,75, 80, 75, 30, 75, 80.
Jawaban: modus nilai UTS pelajar Statistika, yaitu pada nilai 75, karena muncul 4 kali.
3.    Median
Median (Me) adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknnya dari data terbesar sampai data terkecil.
Rumus: Me = ½ ( 1 + n)
Dimana : n = jumlah data
Contoh: Data gaji : 50, 40, 70, 75, 75, 80, 86, 65, 30, 75.
Langkah menjawab:
Ø  Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
30, 40, 50, 65, 70, 75, 75, 75, 80
Ø  Cari posisi median dengan rumus : Me= ½ (n + 1)
Me = ½ (9 + 1) = 5 (posisi Me pada data ke – 5)
Sehingga nilai, Me = 70.
 15. Jenis-Jenis Hubungan Antar Data
            Antara data yang satu dengan yang lain mempunyai hubungan , menurut Maryati (2001) ada 3 jenis hubungan antar data yaitu :
a. Hubungan Simetris
            apabilah sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi adanya variabel tersebut bukan disebabkan oleh variabel yang pertama, hubungan demikian dinamakan hubungan simetris. Hubungan simetris terjadiapabila kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama. Hubungan yang terjadi hanyalah kebetulan saja. Misalnya, seorang peneliti menganalisis dua buah variabel, yaitu meningkatnnya pemakaian pupuk oleh petani dan meningkatnya jumlah radio yang dimiliki petani. Meningkatnnya penggunaan pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan faktor yang sama, yaitu meningkatnya pendapatan para petani.
b. Hubungan Asimetris
            Apabila sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik, hubungan itu disebut  asimetris. Misalnya, hubungan antara “rajin” dan “sukses” atau pendidikan dan prilaku sosial.
c. Hubungan Timbal Balik (Resiprokal)
            Apabila kedua variabel saling mempengaruhi secara timbal balik (dua arah), hubungan itu disebut hubungan timbal balik. Dengan perkataan lain, variabel X mempengaruhi variabel Y dan sebaliknya Y mempengaruhi X. Dalam hubungan ini, kita tidak tahu mana sebab dan man akibat. Misalnya, tingkat pendidikan yang rendah akan mempengaruhi penghasilan seseorang.
16. Bagian-Bagian Laporan Penelitian
MenurutWrahatnala(2009 :167-168) bagian – bagian laporan penelitan sebagai berikut :
a. Bagian Awal
            Bagiam awal penulisan biasannya antara penulisan laporan penelitian yang bersifat kuantitatif dan kualitatif tidak jauh berbeda, bahkan dapat dikatakan sama saja. Karena ini sudah mengacu pada format penulisan yang baku.
Bagian awal laporan penelitian berisi hal-hal sebagai berikut.
        i.       Halaman judul
      ii.       Halaman Pengesahan
    iii.       Halamn Persembahan
    iv.       Halaman Motto
      v.       Kata Pengantar
    vi.       Daftar Isi
  vii.       Daftar Tabel (bila ada)
viii.       Daftar Gambar (bila ada)
    ix.       Daftar Lampiran
      x.       Abstarksi
b. Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian inti dari laporan penelitian. Format pada bagian ini antara penelitian kualitatif dan kuantitatif tidak jauh berbeda. Namun agar lebih spesifik, perlu kita lihat dua buah kerangka untuk masing-masing jenis laporan penelitian itu.
1) Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kuantitatif
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan
B. Tujuan Penelitian
C. Definisi Variabel
Bab II Landasan Teori
A. Telaah Pustaka
B. Hipotesis Penelitian
Bab III Metode Penelitian
A. Variabel dan Operasionalisasinya
B. Sasaran Penelitian
C. Alat Pengumpulan Data
D. Prosedur Penelitian
E. Cara Analisis Data
Bab IV Hasil Analisis
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Hipotesis
Bab V Pembahasan dan Kesimpulan
A. Pembahasan
B. Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi)
2) Kerangka Penulisan Laporan Penelitian Kualitatif
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Permasalahan
B. Perumusan Masalah dan Pembatasan Permasalahan
C. Tujuan, Kegunaan, dan Prospek Penelitian
D. Kerangka Kerja Konseptual (Conseptual Framework)
E. Tinjauan Pustaka
F. Sistematika Penulisan
Bab II Gambaran Umum
A. Deskripsi tentang Subjek Penelitian
B. Petunjuk Studi (Penelitian)
Bab III Metodologi
A. Deskripsi Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti
B. Deskripsi Peneliti sebagai Alat dan Metode Penelitian yang Digunakan
C. Tahap-Tahap Penelitian dan Pengumpulan Data
D. Proses Pengolahan dan Analisis Data
Bab IV Penyajian Data
A. Deskripsi Penemuan
B. Deskripsi Hasil Analisis Data
C. Penafsiran dan Penjelasan
Bab V Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
A. Perpanjangan Kehadiran Pengamat
B. Diskusi Rekan Sejawat
C. Analisis Kasus Negatif
D. Kecukupan Referensial
E. Triangulasi: Metode, Sumber, Peneliti
F. Pengecekan Anggota
G. Auditing
Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi
c. Bagian Akhir
Pada bagian akhir penulisan laporan penelitian ini antara penelitian kualitatif dan kuantitatif juga sama, yaitu berisi daftar pustaka dan lampiran.
17. Mempresentasikan Laporan Penelitian Dalam Diskusi Kelas
            Setelah laporan hasil penelitian selesai disusun, tahap selanjutnya adalah mempresentasikannya dalam forum diskusi kelas. Bentuk diskusi kelas yang biasa digunakan antara lain the social problem meeting, the opened meeting dan the educational diagnosis meeting (Wrahatnala 2009: 170)
  1. the social problem meeting
pada bentuk ini para siswa berdiskusi tentang masalah-masalh sosial di kelas atau dilingkungan sekolahnya, dengan harapan setiap siswa terpanggil untuk belajar dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya diskusi mengenai pelanggaran terhadap tata tertib sekolah yang sering dilakukan  oleh para siswa.
  1. The Opened Meeting
bentuk diskusi ini mengarahkan para siswa berdiskusi mengenai apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Misalnya diskusi mengenai hobi, kebiasaan atau cita-cita.
  1. The Education Diagnosis Meeting
Diskusi bentuk ini ditandai dengan adanya para siswa yang berdiskusi mengenai pelajaran di kelas dengan maksud saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang diterimannya, sehingga masing-masing memperoleh pemahaman yang lebih baik. Misalnya diskusi kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah atau diskusi kelompok untuk membahas materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru disekolah.